Diujung Usia Kita Bertemu

Rasya hamzadinata
Chapter #8

Rahasia Di Balik Senyuman #8


Hari-hari setelah malam tahun baru berlalu dengan lambat bagi Erine. Bayangan kembang api yang ia saksikan dari jendela kamar rumah sakit bersama Reno masih tergambar jelas di pikirannya. Namun, ada sesuatu yang terus menghantuinya bagaimana Reno tiba-tiba pingsan di kamarnya malam itu. Reno bilang dia baik-baik saja, tapi Erine merasa ada sesuatu yang tidak ia ketahui.



Pagi itu, perawat datang untuk mengecek kondisi Erine. Seperti biasa, mereka berbicara santai. Namun, ada satu kalimat yang membuat Erine terdiam.



"Reno juga kelihatan lebih baik pagi ini. Dia sudah mulai bisa duduk di tempat tidurnya," ujar sang perawat sambil tersenyum.



"Reno? Maksudnya Reno yang waktu itu pingsan di kamarku?" tanya Erine, berusaha tidak menunjukkan rasa kagetnya.



Perawat itu mengangguk.

"Iya, dia dirawat di lantai yang sama. Sepertinya dia butuh istirahat lebih banyak."



Erine mencoba tersenyum, meskipun hatinya penuh pertanyaan. Setelah perawat pergi, ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri. Reno tidak pernah menyebutkan apa pun tentang penyakitnya. Erine ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.



Dengan langkah pelan dan tiang infus di sisinya, Erine berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Ia mencoba mencari tahu di mana Reno berada. Namun, setelah beberapa menit, rasa lelah mulai menyerangnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan menunggu Reno menghubunginya terlebih dahulu.



Sore itu, Reno akhirnya datang ke kamar Erine dengan senyuman khasnya. Wajahnya tampak sedikit lebih cerah dibandingkan malam tahun baru, tapi Erine tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Reno.



"Hei, apa kabar seniman favoritku?" tanya Reno sambil duduk di kursi dekat ranjang.



Erine tersenyum tipis. "Baik. Kamu gimana? Sudah merasa lebih baik?"



"Jauh lebih baik. Jangan khawatir, aku cuma kelelahan malam itu," jawab Reno sambil mengalihkan pandangan, pura-pura sibuk dengan kamera yang dibawanya.



"Kelelahan? Tapi kenapa kamu sampai pingsan?" tanya Erine, mencoba mencari jawaban.



Reno tertawa.

"Aku mungkin terlalu banyak melakukan aktivitas akhir-akhir ini. Tapi serius, aku baik-baik saja. Kamu nggak perlu mikirin aku."


Jawaban itu tidak memuaskan Erine, tapi ia memilih untuk tidak menekan Reno lebih jauh. Mungkin Reno benar-benar hanya kelelahan.



"Aku khawatir, Reno. Kalau ada apa-apa, tolong jangan sembunyikan dariku," ujar Erine dengan nada lembut.


Reno menatap Erine sejenak, lalu tersenyum.

"Aku janji. Kalau ada sesuatu yang serius, aku pasti akan cerita."



Namun, di dalam hatinya, Reno tahu ia tidak akan pernah bisa menepati janji itu. Ia tidak ingin Erine tahu betapa rapuhnya dirinya.


Lihat selengkapnya