Do You Believe In Loch Ness Monster?

Fann Ardian
Chapter #2

Chapter 2

“Inikah rumahnya?” tanya Remy sambil menutup pintu mobil. 

Flo mengenakan ransel besarnya di pundak. Remy berdiri di sebelahnya.

“Ya. Sesuai alamat yang diberikan.” Flo menunjuk plang nama jalan. “Aku pernah datang kemari sekali, sepertinya.”  

“Rumah ini jelas adalah mansion,” gumam Remy, melihat sekeliling. 

Mobil mereka sebelumnya melewati gerbang yang cukup besar, lalu disambut halaman luas dengan air mancur. Taman-taman di sekitarnya juga terlihat asri dan dirawat dengan baik.  

“Hm, hm,” Flo balas bergumam. “Tapi menurutku Owen cowok yang sederhana. Dia tidak suka pamer.”  

“Pantas saja dia dengan mudah mengajak kalian semua menginap di kabinnya dan menyewakan minibus.” Remy berdecak, ia mengusap-usap dagunya.

Flo melongok ke kiri dan ke kanan. “Kenapa aku tidak melihat anak-anak yang lain?” ia menoleh ke gerbang. Tidak ada lagi yang datang. 

“Mereka ada di seberang taman itu.” Remy menunjuk kerumunan orang-orang di bagian lain halaman rumah.

Flo mengikuti arah tunjukannya. 

Cowok itu menepuk-nepuk ransel besar Flo. “Aku masih belum mengerti kenapa kau tidak membawa koper saja. Kau akan tinggal di kabin, barang-barangmu akan ditaruh di satu tempat. Lebih mudah untuk mengeluarkan dan merapikannya.”  

Flo menggoyangkan dan mengencangkan ranselnya. “Aku tidak terlalu suka menggunakan koper. Memakai ransel jauh terlihat lebih simpel.” 

“Dasar backpacker,” decak Remy. “Ya sudah. Selamat bersenang-senang. Jangan tenggelam di danau karena kau terlalu berat untuk ditolong.” Ia mengulurkan tangan kanannya, yang langsung ditepuk oleh Flo. Mereka mempunyai cara bersalaman sendiri yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun setiap akan berpisah, atau ketika mereka mendapatkan sesuatu dan mengalami hal seru. 

Mobil Remy berlahan meninggalkan halaman rumah Owen dan keluar melalui gerbang. Flo berbalik dan berjalan di jalan setapak menyebrangi taman kecil. Untuk sejenis taman kecil, fasilitasnya cukup banyak. Ada kolam ikan kecil di sudut taman beserta air mancur mini, kursi panjang, berbagai macam bunga, dan bebatuan yang biasa dipakai untuk pijakan relaksasi. Flo berhenti sebentar untuk menghirup aroma bunga anggrek di dekatnya.  

“Kau sedang apa, Flo?” 

Flo bergidik terkejut mendengar sapaan tiba-tiba itu. Ia membuka matanya yang sempat terpejam.

Lihat selengkapnya