Meera, Sally, Fabian, dan Nuna sedang asyik berenang di danau ketika Flo menghampiri mereka. Mereka berempat mengenakan alat snorkel dan kaki katak, bahkan Fabian mengenakan baju selam kuning yang membuat dirinya mencolok bergerak-gerak di bawah danau.
“Hei. Dari mana kalian mendapatkan alat-alat itu?” tanya Flo pada teman-temannya. Ia berdiri di atas dermaga memperhatikan mereka.
“Wih, si putri tidur sudah bangun ternyata,” celetuk Nuna yang baru memunculkan kepalanya dari bawah air. Ia berenang mendekat ke kaki dermaga.
“Kukira kau akan tidur sampai sore,” Meera juga berceletuk.
Flo hanya mengangkat bahu. Ia mengabaikan celetukan Nuna dan Meera. “Itu alat-alat snorkelingnya kalian dapat dari mana?” ulangnya.
“Sally memberitahu kami di pertokoan pinggir jalan ada toko yang menyewakan alat-alat snorkeling. Jadinya, kami memutuskan untuk menyewa,” jawab Nuna.
Flo manggut-manggut. Ia memandangi teman-temannya menyelam di bawah danau yang cukup jernih. Fabian dengan baju selam kuningnya terlihat seperti katak kuning yang berenang ke sana-kemari. Flo memutar tubuhnya. Ia melihat Owen keluar dari dalam kabin, mengenakan celana pendek dan kaos. Gadis itu segera turun dari dermaga untuk menghampirinya.
Owen duduk di kursi malas dengan segelas kopi. Flo berlari kecil menaiki tangga beranda kabin cowok itu.
“Kau baru bangun juga?” tanya Flo, ia duduk di atas pagar kayu.
“Aku sudah bangun sejak pukul delapan.” Owen meraih cangkir kopinya. “Dan melakukan sedikit penelitian.”
Flo memperhatikan cowok itu. “Apa?”
“Tentang Loch Ness yang berada di Skotlandia.”
“Apa yang kau temukan?”
“Memang banyak gambar-gambar seperti bukti yang menunjukkan jika Monster Loch Ness ada di danau itu. Tapi, ada pula dari artikel yang kubaca menyebutkan orang yang pernah mengaku melihat Nessie, saat akhir hayatnya mengatakan kalau itu semua hanya kebohongan belaka,” jelas Owen.
Flo tidak mengatakan apa-apa, ia hanya memperhatikan cowok itu.
“Banyak ahli crytozoology yang masih melakukan penyelidikan tentang Nessie, yang berarti kasusnya belum terpecahkan.”
“Tunggu, tunggu,” Flo memotong. “Itu kan Loch Ness. Kita sekarang berada di Danau Loh Nez.”
“Ya. Namun yang kulihat beberapa waktu yang lalu wujudnya sama seperti Monster Loch Ness dari Loch Ness.”
Flo menengadahkan wajahnya. “Aku sempat berpikir kalau Monster Loch Ness adalah semacam dinosaurus yang masih bertahan hidup. Kalau kau lihat, Nessie mirip dengan Elasmosaurus.”
“Bisa jadi. Tapi sepertinya lebih mengarah ke tidak, karena menurut dugaanku dia lahir dari danau ini.”
“Maksudku begini. Danau itu istilahnya tidak melebar ke mana-mana, hanya satu wadah besar yang menampung air. Airnya juga tenang, dan tidak berganti-ganti. Kenapa sepertinya susah sekali menemukan makhluk dari mitologi yang hanya tinggal dalam satu petak tempat?” tanya Flo.
Owen terdiam untuk beberapa lama. “Ingat apa yang terjadi musim dingin tahun kemarin?”
Flo tertegun. Tentu ia sangat mengingatnya. “Itu berbeda.”