Do You Believe In Loch Ness Monster?

Fann Ardian
Chapter #13

Chapter 13

Tepat pukul satu malam Flo menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Teman-temannya sudah jatuh tertidur sejak pukul dua belas. Ia menurunkan kedua kakinya tanpa suara dan memakai sepatu. Sambil mengawasi sekitar, ia berjinjit menuju pintu dan membukanya perlahan. Terdengar bunyi berderit, efek pintu ditarik terlalu pelan dan dalam suasana sunyi. Memastikan tidak ada yang bergerak, Flo menyelipkan tubuhnya keluar dan menutup pintu kabin di belakangnya. 

Flo mengeluarkan senter dari saku jaket. Menghidupkannya dua kali untuk memastikan sinarnya masih berfungsi dengan baik. Ia merapatkan resleting jaket dan menuruni tangga beranda menuju kabin Pak Tom, tempat yang disepakatinya dengan Owen untuk bertemu. 

“Kau pikir kau mau ke mana?”   

Flo terkejut setengah mati mendengar suara itu. Seluruh sel dalam tubuhnya tersentak dan menegang, hampir saja ia berteriak.  

Meera dan Sally berdiri di sebelah kabin. Meera menyipitkan kedua matanya pada Flo.  

“Apa yang kalian berdua lakukan di sini?!” seru Flo berbisik. “Hampir saja aku terkena serangan jantung!” 

Meera menoleh kepada Sally. “Sudah kubilang anak ini sedang melakukan sesuatu.” 

“Bukankah kau seharusnya berada di tempat tidur?” tanya Flo kepada Meera. 

“Aku bermalam di kabin Sally.”   

Oh, sial. Flo lupa sehabis berkumpul bersama beberapa jam yang lalu, Meera masih berada di beranda kabin Sally sampai larut bermain kartu dan mengobrol bersama gadis-gadis yang satu kabin dengan Sally.  

Sally mengalihkan perhatiannya kepada Flo. “Memangnya kau mau ke mana, Flo?”

“Hmm...” 

“Lihat, dia tidak bisa menjawab. Bisa dipastikan dia sedang melakukan sesuatu yang tidak diketahui orang banyak,” kata Meera. Ia bersedekap. 

“Meera beranggapan sejak kemarin kau terlihat ‘aneh’ dan sering menghilang,” Sally memberitahu Flo, mengutip dengan dua jari kedua tangannya. “Dia bilang kau pasti sedang melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Awalnya aku tidak percaya, karena menurutku Meera terlalu berlebihan dan paranoid. Tapi sekarang aku juga menjadi penasaran.”

Meera mencondongkan tubuhnya kepada Flo. “Kau pasti menemukan sesuatu yang tersembunyi dari permukaan, ya?” 

Flo tidak menjawab. Ia hanya menutup rapat bibirnya dan mengernyitkan wajah. Tanda dirinya tidak mau membuka mulut, juga untuk mengulur-ulur waktu pembicaraan. 

“Beritahu aku, Flo. Rahasia apa yang kau temukan di wilayah ini?” tanya Meera. 

“Kenapa kau berpikir aku mengetahui sesuatu?” 

“Ayolah. Kita berdua tahu kita sama-sama peka terhadap hal semacam ini.” 

Flo mendengus. Meera benar. Selain dirinya, Meera adalah orang lain yang senang dengan hal-hal baru yang berbau misteri, dan antusias mencari tahu kebenaran yang ada di balik hal-hal yang ia temui. Meera pasti sudah memerhatikan gerak-geriknya. 

Flo menghembuskan napas. “Oke. Baiklah. Kurasa aku juga tidak akan bisa menyuruh kalian pergi.”  

Meera tersenyum lebar. “Siapa yang siap untuk berpetualang?”

***

Owen menunggu Flo dengan sabar di tempat penyimpanan kano. Ia berdiri sambil menggerak-gerakkan kakinya. Kedua tangannya tenggelam di dalam saku jaket. Owen memandang sekeliling. Belum ada tanda-tanda kedatangan Flo. Ia membalikkan tubuhnya untuk memilih kano mana yang akan ia gunakan malam ini.   

“Owen!” 

Lihat selengkapnya