Sore ini, angin lembut menyapu permukaan kulit tubuhku, meremangkan bulu-bulu halus di permukaannya. Sambil menikmati secangkir teh manis hangat, anganku kembali ke beberapa tahun lalu. Kala aku masih belum menggenggam tanganmu seperti saat ini. Kala aku masih terjebak dalam kegelapan yang ku buat sendiri. Kala aku masih terpuruk dalam lubang nestapa yang ku tutup rapat-rapat menjadi sebuah guru besar dalam kehidupanku. Sedikit senyum tipis tercetak pada wajahku. Rasanya lucu mengarungi kenangan masa lalu yang mengantarkan diriku pada dirinya.
Dia. Laki-laki baik dengan senyuman indah, suara merdu, dan tutur kata menenangkan yang mampu memenangkan hatiku. Bahkan mungkin tanpa ku sadari dia yang membawaku keluar dari semua angan menyakitkan yang ku buat sendiri.