Sehun tiba dikelas pagi seperti biasa. Ia membuka buku fisika tebal yang menjadi favoritnya, membuka lembar tiap lembar halaman buku itu. Para murid mulai berdatangan, menggengam sebuah ponsel canggih dan beberapa dari mereka membicarakan sebuah game yang sedang populer saat ini.
“Gue makin aneh sama game doku. semalem gue main, pilihannya gue harus bunuh kucing gue atau tetangga gue. Gue pilih bunuh tetangga guelah yakali gue bunuh kucing kesayangan gue. Dan lo tahu apa yang terjadi? Tadi pagi ada kabar bahwa tetangga gue mati di bunuh, dan yang lebih gilanya luka tusuknya sama persih dibagian yang gue tusuk semalem di game. Anjing bangetkan ni game.” ucap Alvin seseorang yang duduk disamping Sehun bercerita panjang lebar pada temannya.
“Itu kebetulan kali. Mana mungkin kehidupan game terjadi didunia nyata, bukankah itu mustahil?” Bara berucap dengan raut dan nada bicara yang keheranan.
“Tapi bukankah menyenagkan kalo Doku benar-benar nyata?” ucap seorang yang baru datang, orang itu kemudian melempar tasnya kearah Alvin
“Minggir anjing itu tempat gue.” Lanjutnya. Alvin dan kawan-kawan hanya mendengus sambil beranjak dari kursi tersebut.