Jakarta, 25 Mei 2019
"WENDY!!!!!!" jerit Yerin sehingga membuat Wendy dalam sekejap mata masuk ke dalam kamar untuk memeriksa sumber teriakan.
"Woy, kenapa lo pagi - pagi teriak begitu? Ada kecoa?"
"Sini dah, lo liat gue dapet e-mail dari siapa."
Wendy mendekat dan melihat ke layar laptop Yerin. Setelah selesai membaca isi e-mail yang ditunjukkan Yerin, ia pun menjadi sama terkejutnya dengan sahabatnya itu. "Beneran dia sekarang ada di Jakarta? Ga bercanda kan? Lo ga tau kalau dia datang ke sini?" Wendy memberondong Yerin dengan pertanyaan. Yerin masih termenung setelah membaca e-mail dari Kyle, kemudian ia berkata, "Gue juga ga tau, Wen. Nanti deh gue coba hubungin orangnya."
Setelah Wendy keluar dari kamar, Yerin menatap layar laptopnya lagi dengan serius. Hah serius apa dia ada di Jakarta? Dia bercanda ga sih? Kemudian dibalasnya e-mail dari Kyle itu dengan memberikan nomor ponselnya karena ia sudah tidak menggunakan nomor yang ia gunakan ketika di Roma.
To: kylegreenwood@connect.com
From: yerin.alxndr@connect.com
Kau benar - benar ada di Jakarta sekarang? Kau menginap di mana? Tolong hubungi aku di nomor ini, Kyle. 085x-xxxx-xxxx. Nanti aku akan menjemputmu.
Sent.
Ada - ada saja sih dia, untung kontrak apartemenku belum habis. Setidaknya dia bisa tinggal di sini dulu. Selang lima menit setelah e-mail terkirim, ponsel Yerin berdering dan ia segera menyambar benda itu dari atas meja. "Hey, gorgeous," kata suara di seberang. Tangan Yerin yang memegangi ponsel gemetar dan ia merasakan sensasi aneh ketika mendengar suara dari seberang sana.
"He-hey, Kyle. Ka-kau benar - benar ada di Jakarta?" ucap Yerin yang terdengar ragu.
"Yeah. Aku sampai kemarin siang. Bagaimana kabarmu? Aku senang sekali mendengar suaramu lagi."
"Kenapa kau ke sini?" Suara Yerin mulai bergetar karena ia ingin menangis.
"Kau pergi tiba - tiba dan hanya meninggalkan selembar kertas. Jadi kupikir jika kau tidak mau berpamitan dengan benar ketika di sana, biar aku saja yang kemari untuk berpamitan denganmu," ujar Kyle sendu.
"Share location tempatmu menginap, aku akan menjemputmu."
Yerin mengakhiri panggilan itu dan ia tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak menangis. Kenapa kamu datang ke sini? Aku jadi semakin merasa bersalah padamu, batin Yerin sambil terisak. Yerin membuka pesan dari Kyle kemudian segera bersiap untuk pergi ke tempat Kyle menginap.
"Wen, lu pulangnya nanti dulu ya. Gue mau pergi dulu jemput si Kyle," pesan Yerin pada Wendy sambil mengikat tali sepatu.
"Dia beneran di sini? Wah gila juga tuh orang! Yaudah, cepet balik lo. Penasaran juga gue sama orangnya."
"Sekalian delivery makanan buat bertiga deh. Gue berangkat yeee."
**********
Yerin duduk di lobby hotel tempat Kyle meningap setelah mengabari bahwa dirinya sudah sampai. Yerin meremas ujung kemeja yang dikenakannya, ia merasa gugup untuk bertemu Kyle. "Hey, gorgeous," kata seseorang tepat di samping telinga Yerin dan membuat perempuan itu terkejut.
"AHHH!" jerit Yerin yang langsung memalingkan wajahnya ke sumber suara.
"Hush, people are looking at us hahaha," ujar Kyle sambil tertawa renyah.
Wajah Yerin memerah seketika ketika menyadari betapa dekat wajahnya dan wajah Kyle. Yerin melingkarkan tangannya di atas bahu Kyle kemudian berkata, "Lihat siapa yang datang jauh - jauh ke sini. Sepertinya aku kedatangan tamu VIP ya." Kyle meninggalka kopernya dengan Yerin dan ia menuju meja resepsionis untuk check out.
Kyle membukakan pintu taxi dan mempersilakan Yerin masuk terlebih dahulu setelah ia memasukkan koper ke bagasi. Selama perjalanan menuju apartemen, Yerin dan Kyle tidak banyak bicara. Keduanya tenggelam dalam pikirannya masing - masing sambil melihat keluar jendela meskipun yang bisa dilihat hanya jalanan Jakarta yang ramai.
**********
"Wendy, kami datang!" seru Yerin ketika membuka pintu apartemennya. "Maaf ya, apartemenku tidak besar. Aku tinggal sendiri dan biaya sewa apartemen besar sangat mahal, tidak sesuai dengan kantongku hehe," kata Yerin pada Kyle sambil menarik koper laki - laki ke dalam, sedang Kyle melepas sepatu dan menaruhnya di rak yang ada di dekat pintu.
Wendy muncul menyambut kedua orang yang baru tiba itu lalu berkata, "Makanannya juga baru da-" Belum ia menyelesaikan kalimatnya, Wendy segera menarik Yerin ke pantry, meninggalkan Kyle yang tampak bingung.