Roma, 20 Desember 2019
Yerin meraih mantel musim dingin dan tasnya lalu meninggalkan kubikel miliknya. Ia melirik jam tangannya dan saat itu sudah pukul setengah dua malam. Sudah beberapa hari ini Yerin lembur karena mengurus project yang akan dilaksanakan tanggal 25 Desember dan tanggal 1 Januari tahun depan. Setiap akhir dan awal tahun pasti perusahaan Event Organizer pasti akan kebanjiran project karena banyak acara yang diadakan pada waktu - waktu itu.
Kantuk yang tak tertahankan membuat Yerin nyaris jatuh ketika berjalan menuju pintu keluar gedung tempatnya bekerja. Sepesang tangan yang kokoh dengan sigap menangkap tubuh Yerin. "Hey, tidurnya nanti di rumah," kata si pemilik tangan. "Aku ngantuk banget, Kyle. Aku lama kerja di bidang ini tapi tidak pernah terbiasa dengan hectic nya akhir dan awal tahun," kata Yerin malas.
Kyle membukakan pintu mobil untuk Yerin dan setelah memastikan Yerin sudah duduk dengan baik, ia segera masuk ke bagian pengemudi dan berkendara pulang. Sejak Yerin banyak lembur, Kyle selalu menyempatkan diri untuk menjemputnya. Ini kali pertama Kyle melihat Yerin begitu kelelahan sepulang kerja. Ia jadi membayangkan Yerin melewati saat - saat seperti ini setiap tahunnya ketika bekerja di Jakarta dulu. Di sini Yerin memiliki dirinya untuk menjemput, tapi dulu ia pasti tidak punya siapa - siapa yang bisa mengantarnya pulang.
**********
Yerin terbangun dengan kepala yang agak pening. Untung saja hari ini ia bisa datang ke kantor agak siang karena klien baru akan datang pukul dua siang. Aku sudah lama kerja di EO, setiap tahun aku melalui hal ini, tapi aku tidak pernah terbiasa dengan lembur - lembur seperti ini. Aku jadi bertanya - tanya apa aku cocok bekerja di bidang ini.
Di dapur, Kyle sedang membalik Omellete ketika Yerin menghampirinya lalu memeluknya dari belakang. "Kau tahu, selama ini kau yang selalu membuat sarapan. Aku jadi merasa tidak enak," kata Yerin murung. Kyle tertawa pelan lalu berkata, "Tidak apa - apa. Jika aku bisa melakukannya, kenapa aku harus menyusahkanmu? Lagi pula aku lebih santai, tempat kerjaku sangat dekat. Aku senang membuatkan sarapan untukmu."
Yerin duduk di meja makan lalu menuang segelas kopi hitam. Ia mengernyit ketika menyesap cairan coklat kehitaman itu. "Hey, Kyle. Bagaimana jika besok kau membuatkanku Dolce Latte? Aku sepertinya sedang tidak selera minum Espresso," ujar Yerin. Kyle bergabung dengan Yerin di meja makan setelah meletakkan piring berisi Omellete dan beberapa lembar Bacon di depan Yerin. "Oke, aku akan buat itu besok. Kau memang aneh ya, minum manis - manis padahal masih pagi."
**********
Ponsel Yerin yang ada di atas meja bergetar dan ia segera melihat siapa yang menelepon. Lho, Arth? Tumben banget, pikirnya. Arth meneleponnya untuk bertanya apakah ia lembur atau tidak hari ini karena Kyle ingin mengajak makan malam. Yerin mengiyakan ajakan itu karena kebetulan hari ini ia tidak lembur.
Pukul enam sore Kyle dan Arth menjemput Yerin di kantornya lalu ketiga orang itu menuju restoran yang sudah di pesan oleh Kyle.
"Kalian tutup lebih cepat hari ini?" tanya Yerin setelah memasang sabuk pengaman.