Aku selalu mengawasimu. Di cerahnya siang, dan gelapnya malam. Lihat? Kurang apalagi aku? Cukup terima cintaku pada tanggal main nya ya, lalu, aku dan kamu akan menjadi 'kita'...
-Someone-
🥀
Tania menduduki kursi dekat jendela. Sama seperti kemarin. Itu memang tempat favoritnya. Bisa dibilang, tempat duduk dekat jendela itu sudah disakralkan untuknya.
Ia memasang earphone lantas menyetel lagu BTS-Cypher 4, sebagai pengalihan agar ia tak merasa sendiri. Kebanyakan orang mungkin berfikir selera musik Tania pasti sangat ke-cewek-an. Tapi nyatanya tidak. Ia menyukai lagu ber-genre R&B, Hip-hop, Rap dan lain sejenisnya. Lagu yang terdengar mengerikan bagi segelintir orang ini adalah penenang dan pengalihan untuknya. Ntah kenapa adrenalinnya berpacu setiap musik kesukaannya mengalun. Membuat ia merasa tenang dan was-was dalam waktu bersamaan. Aneh? Memang.
Tania merongoh tasnya, lantas mengeluarkan sebuah buku yang terlihat seperti buku harian, dan memang faktanya itu adalah buku harian miliknya.
Ia menuliskan beberapa bait di lembaran yang kosong.
Tangisan ini, akankah berujung bahagia?
Atau takkan ada ujungnya?
Aku menantikan sebuah penantian,
Dimana bahagia akan datang,
Walau terasa mustahil di dengar,
Bukankah ini hanya secercah harapan kecil?
Membuat aku merasa ada sedikit keinginan,
Untuk hidup sedikit lebih lama lagi...
Tania menghembuskan nafas kasar seiring dengan buku hariannya yang kembali ditutup. Begitu beratkah hidupnya? Hingga untuk mengumbar seulas senyuman tulus terasa sangat menyakitkan? Tania menggeleng kuat. Bukan kamu ajah yang merasa hidup nggak adil Tan! Banyak yang ngerasain lebih buruk dari kamu! Batinnya berusaha menasehati, membuat Tania kembali tersadar dari keterpurukan.
Ia melihat jam ditangannya. Pukul 07.00, sudah banyak murid yang berlalu lalang.
Tania memasang senyum. Senyum berjuta rahasia, hanya ia yang tau maksudnya. Yah, untuk saat ini.
Pasang kembali topengmu!
🥀
Arrayan Elvano. Seorang cowok kelas sebelas SMA Adhitama. Cowok dengan aura membekukan. Membuat siapapun yang berada didekatnya merasa segan. Ia ketua OSIS terbaik sepanjang sejarah berdirinya Adhitama.
Ia memang siswa yang disegani hampir seluruh penghuni sekolah. Yah, hampir. Karna, tidak berlaku bagi Edzard Narendra, Gavin Kenan, dan Melviano Mahaprana. Sahabat kecil El, panggilan sehari-hari Elvano.
Cowok dengan mata sipit itu memasuki mobil yang terparkir rapi di halaman rumah. Lantas, mobil ferrari keluaran terbaru itu melaju cepat meninggalkan halaman rumah megah nan mewah milik kediaman keluarga El.
🥀
El berdecih sebal begitu melihat gerombolan cewek yang mulai mendekati mobilnya. Gerombolan cewek itu tak lain adalah orang-orang yang mengaku fansnya. Membuat ia harus merasa repot dengan fakta ini. Seringkali ia merasa heran. Ia bukan artis, selebgram atau semacamnya. Mengapa cewek-cewek itu harus menyusahkannya? makhluk merepotkan! Pikirnya.
El keluar dari mobilnya, lantas berlalu begitu saja. Ia bersyukur para cewek itu masih sedikit 'waras' dengan tidak menyentuhnya. Coba saja kalau berani! El seorang yang tidak peduli gender. Baginya, mau cewek apalagi cowok, yang berani mengganggu, itu berarti mencari masalah dengannya. Ia tak peduli pikiran orang yang akan mengatainya tidak gentle. Bukan urusan gue! Itu yang selalu ia jawab apabila teman-temannya mengatakan hal tersebut.