---Haruna---
“Apa ini rasanya patah hati ya?”
Padahal aku beberapa kali sudah bisa bertemu dengan Jonatan di dalam mimpi. Tapi, kenapa rasanya masih ada yang kosong di dalam diriku ya? Serasa hampa meskipun aku berhasil melihat Jonatan di dalam mimpi.
“Kayaknya karena aku cuma bisa melihat dia tapi tidak bisa mengajak dia mengobrol deh, makanya aku jadi kayak begini,” ucapku sambil mencoba membuat hipotesis mengenai apa yang sedang terjadi pada diriku. Tapi, meskipun aku sudah tahu dugaan mengapa aku merasa seperti sedang patah hati, tetap saja aku tidak menemukan solusi yang baik untuk masalah ini.
Aku merasa bahwa liburan musim panasku kali ini sepertinya akan berjalan mengenaskan. Seharusnya aku tetap fokus menjalani hari-hari ketika berada di Tokyo. Memikirkan Jonatan-nya nanti saja jika aku pulang ke Indonesia. Tapi, karena adanya mimpi itu, aku jadi terkadang memikirkan cowok yang aku temui di Indonesia itu. Jadinya, di saat aku seharusnya menikmati masa muda yang indah di musim panas, dengan mengikuti berbagai event dan festival bersama orang yang disayangi, aku hanya bisa berdiam diri sambil merenungi orang yang sudah melupakan diriku.
“Pengen move on, tapi masih keingat sama Jonatan. Pengen ingat dia terus, rasanya kok agak mengenaskan ya,” gumamku lagi. Aku pun menghela napas. Tidak. Musim panas kali ini harus aku nikmati dengan baik. Lagipula, andaikata Jonatan mengingat diriku, tetap saja aku tidak bisa berduaan saja dengan anak itu di sini. Perbedaan jarak yang begitu jauh itu yang membuatku kembali semangat menatap realita. Walaupun terkadang masih sesekali memikirkan dia juga sih.
Saat sedang sibuk memikirkan nasibku yang menyedihkan ini, handphone-ku berbunyi. Aku menengok dan melihatnya sejenak. Ada satu pesan di sana, dari teman satu jurusanku, Sakura. Dia adalah mahasiswi asli Jepang dan kebetulan kami dekat karena bertemu saat hari pertama orientasi kampus. Saat itu, aku sedang kebingungan mencari gedung auditorium untuk mengikuti orientasi. Lalu, saat aku sedang mencari gedung auditorium, aku kebetulan melihat mahasiswa lain yang ternyata juga sama-sama bingung mengenai gedung yang dicari. Kami pun berkenalan dan ternyata jurusan kami sama. Nama mahasiswa itu adalah Sakura dan dia adalah siswa dari kota Sendai. Setelah itu, kami mulai bisa mengkrabkan diri. Aku pun mulai menjalani masa perkuliahan bersama teman perempuanku ini.
Sakura hari ini mengajakku untuk pergi ke perpustakaan kampus. Ia ingin menghabiskan waktu untuk membaca literatur, namun perempuan itu tidak ingin pergi sendirian. Jadi, Sakura kemudian mengajakku untuk pergi. Ia tahu bahwa aku tidak melakukan apa-apa di liburan kali ini. Biasanya, sebagian mahasiswa mengambil part time untuk mengisi waktu libur yang cukup lama ini. Tapi, karena aku sedang ingin beristirahat dari semua urusan perkuliahan, aku jadinya memilih untuk menikmati waktu libur dengan tidak melakukan apa-apa.
Walaupun aku merasa malas untuk pergi, tapi aku juga tidak mau jika seharian terus memikirkan mimpi itu. Biasanya aku mempunyai kegiatan lain, jadinya aku bisa mengalihkan pikiranku itu. Namun, karena saat ini sedang libur, dan aku sedang tidak ada kegiatan, bisa-bisa aku malah seharian nanti memikirkan Jonatan. Jadi, daripada aku semakin tidak jelas untuk hari ini, aku memutuskan mengiyakan ajakan temanku itu untuk pergi ke perpustakaan kampus. Setidaknya, aku bisa menghabiskan waktu dengan baik di sana, walaupun aku belum tahu juga ingin melakukan apa di sana. Siapa tahu nanti aku bisa menemukan salah satu buku yang bagus untuk dibaca.