Don't Forget Me, Please?

William Oktavius
Chapter #10

Shock Moment

---Jonatan---

“Sekian untuk pelajaran hari ini. Berhubung guru-guru akan rapat, jadi kalian bisa pulang sekarang. Jangan lupa dikerjakan tugasnya, hari Senin kalian masuk kembali seperti biasa ya.”

Anak-anak langsung bersorak senang saat guru Bahasa Indonesia hari ini memberitahu bahwa anak-anak bisa pulang cepat. Bisa pulang di jam 11 siang, di mana biasanya selalu pulang di jam tiga sore, terlebih ini adalah hari Jumat, membuat anak-anak berseru semangat. List jalan-jalan pun segera direncanakan oleh anak-anak. Mempunyai waktu luang lebih panjang, ditambah besok adalah hari Sabtu dan tidak ada kegiatan sekolah, jadinya anak-anak langsung berhamburan keluar dari sekolah.

“Jonatan, kita main ke rumah lo ya.”

“Hah?”

Gua yang sedang membereskan barang-barang hanya bisa berseru kaget saat mendengar usulan liar dari Leo. “Jangan hah doang. Jawabnya boleh atau nggak. Itu baru benar,” protes Leo saat mendengar jawaban gua. Membuat gua sedikit kesal.

“Kan lo tiba-tiba ngomong kayak gitu. Wajar kan kalo gua kaget dulu biar sekalian otak gua loading?” omel gua karena Leo protes. Dasar, protes mulu kerjaannya, kayak dia jadi anak yang paling benar aja.

“Tapi gua juga penasaran sih sama tempat lo. Mumpung kita lagi gak ada kerjaan, pulang awal pula. Gak ada tugas, UTS juga udah lewat. Daripada main ke mall, mending kita main aja di tempat lo, gimana?” tanya Revandra sekaligus memperkuat alasan mengapa Leo boleh mampir ke tempat gua. Dasar. Akhirnya gua pun mengangguk, memperbolehkan mereka bermain ke tempat gua. Lagipula, om dan tante sedang bekerja, jadi hitung-hitung mereka bisa menemani gua hari ini. Selain itu, gua juga sudah beberapa bulan berteman dengan mereka, jadi gua merasa gua sudah cukup akrab dengan mereka. Karena itu, gua rasa tidak ada salahnya jika sesekali mengajak teman dekat mampir ke rumah.

Gua bisa melihat dua anak itu bersorak senang karena sudah gua izinkan untuk bermain. Dasar anak-anak tidak ada kerjaan, sahut gua di dalam hati. Akhirnya, setelah gua bertiga selesai beres-beres, kami kemudian pergi ke rumah gua.

*****

“Om dan tante gua masih kerja. Jadi, anggap aja rumah sendiri.”

Lihat selengkapnya