--- Jonatan POV, flashback when Jonatan’s first amnesia ---
“Ini di mana? Aduh!”
Gua perlahan membuka mata. Sinar lampu yang masuk ke mata gua terasa begitu menusuk. Sesaat, gua mengaduh kembali karena kepala gua begitu sakit. Tapi, kenapa ada perbannya? Sebentar. Ini di mana? Gua siapa?
Gua kemudian melirik sejenak ke kanan dan kiri. Benar-benar asing. Gua gak tahu ini sekarang ada di mana. Bahkan, gua pun gak tahu gua ini siapa. Kenapa gua ada di sini, apa tujuan gua di sini, dan apa yang harus gua lakukan. Semua terasa aneh. Gua gak bisa ingat apa-apa. Gua cuma tahu kalau gua ada di sebuah ruangan asing, dengan lampu terang yang menyakitkan mata, dan kepala yang sakit. Selebihnya, gua sama sekali tidak tahu. Benar-benar aneh.
“Pak Jonatan sudah sadar?”
Gua langsung menarik kaki gua dan berusaha meringkuk saat ada suara yang muncul. Takut dengan orang yang baru masuk itu. Jangan-jangan dia orang jahat? batin gua sedikit ketakutan. Tapi, sepertinya orang itu cukup mengerti ketakutan gua. Dia tiba-tiba menepuk bahu gua. Gua pun kemudian memejamkan mata, takut jika orang itu melakukan sesuatu yang bisa membuat gua sakit lagi. Cukup kepala gua dan mata gua yang sakit, gua takut kalau harus ada rasa sakit lainnya.
“Pak Jonatan kenapa?”
Gua menggelengkan kepala. Kenapa orang ini manggil gua dengan “Pak Jonatan” terus sih? Memangnya dia siapa? Gua aja gak tahu siapa itu Jonatan, kenapa dia terus manggil gua seakan kalo gua adalah Jonatan yang dia kenal itu?
“Maaf, Jonatan itu siapa?”
Gua akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada orang itu. Habisnya, dari tadi Jonatan terus yang ia sebut, ya sudah gua tanyakan aja sekalian. Orang itu hanya diam saja. Gua menjadi penasaran, lalu gua pun menoleh ke arah orang itu. Sesaat, dia tersenyum kepada gua. Lalu, pertanyaan yang sama datang kembali.
“Apa anda tidak mengingatnya, Pak Jonatan?”
Gua menggelengkan kepala. Jelas saja gua tidak kenal, gua aja gak tahu gua ini siapa. Sekilas, gua bisa melihat orang itu terkejut, tapi kayaknya dia berusaha menyembunyikannya. Gua pun jadi penasaran, akhirnya gua tanya balik ke orang itu. Aku juga tidak tahu siapa dia dan apa kepentingannya dengan gua di sini.