Don't Forget Me, Please?

William Oktavius
Chapter #13

Thank You, My Friends

---Jonatan POV, today---

Gua menarik napas lega seusai selesai menceritakan apa yang terjadi pada diri gua. Sayangnya, gua hanya bisa menceritakan dari saat gua masuk rumah sakit tahun lalu, karena hanya itu saja yang bisa gua ingat. Saat gua melirik kembali ke arah teman-teman gua, mereka terlihat seperti iba terhadap gua.

“Santai aja weh, kalian gak perlu shock sampai segitunya,” ucap gua mencoba menenangkan mereka. Takut jika mereka merasa begitu bersimpati kepada gua sampai-sampai mereka tidak bisa mengendalikan dirinya.

“Habisnya gua baru tahu kejadian kayak gini itu real. Biasanya kan cuma ada di sinetron-sinetron gitu,” balas Leo sedikit dramatis. Tampaknya dia sedikit tidak mempercayai apa yang sudah gua alami. Ya, wajar saja sih. Gua yang mengalaminya saja juga tidak begitu percaya, apalagi bagi Leo yang hanya mendengarnya saja.

“Pantas aja gua ngerasa agak heran pas ngelihat tanggal lahir lo. Kayaknya telat kalau dibandingin sama anak-anak lainnya. Ternyata lo emang pernah skip sekolah satu tahun.” Kali ini Revandra yang berbicara. Gua menengok sekilas, tampaknya anak itu seperti sedang berpikir ketika mengingat info ini. Dahinya sedikit berkerut dan ia sedikit menundukkan kepala dan memegang dagunya dengan kedua jari.

“Lo ngintip dari mana?” Gua sedikit kaget saat tahu bahwa Revandra menyadari ulang tahun gua yang sedikit telat jika dibandingkan anak-anak lainnya di kelas. Padahal informasi ini tidak pernah gua sebarkan kepada siapapun, tapi mengapa anak ini bisa menyadarinya ya? Sepertinya kemampuan Revandra bisa sedikit berbahaya juga.

“Waktu itu gua lagi ada keperluan di ruang OSIS. Nah, pas itu kan mereka lagi mendata siswa yang baru masuk, termasuk anak pindahan yang ada di kelas sebelas dan juga dua belas. Gua ngintip deh datanya sambil nungguin anggota OSIS-nya itu. Pas gua ngelihat data anak pindahan kelas 12, gua sempat ngelihat tanggal lahir lo sih. Terus juga karena gua senang karena ada anak yang pindah ke kelas gua dan Leo, ya udah gua coba ingat deh. Siapa tahu bisa jadi informasi yang berguna.”

Gua diam sejenak. Benar juga sih. Ulang tahun gua ada di bulan November. Bulan yang cukup tanggung, jadi sebenarnya bisa saja gua tidak dikatakan telat. Tapi, karena umur anak sekolah umumnya hampir seragam tahun lahirnya, jadi tahun lahir gua bisa dibilang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan anak-anak lainnya.

“Kenapa lo gak cerita tentang keadaan lo itu ke kita, Jonatan?”

Saat gua sedang diam saja, Leo tiba-tiba berkata demikian. Gua pun sedikit kaget dengan ucapannya itu. Gua kemudian menengok ke arah Revandra, dia juga mengangguk membenarkan perkataan dari Leo. Mereka berdua juga ingin menuntut penjelasan dari gua, mengapa selama ini gua menutupinya. Gua akhirnya menghela napas dan menjelaskannya.

“Habisnya gua merasa untuk saat ini, gua mau fokus untuk apa yang terjadi di masa depan. Lagipula, gua juga udah gak ingat dengan apa yang pernah terjadi di hidup gua sebelum kecelakaan itu, jadinya gua bingung juga mau kayak gimana ceritainnya.”

“Berarti kalo misalkan lo gak pingsan, atau misalkan gak dibawa ke RS ini, lo gak bakalan cerita dong kalo misalkan lo ada lupa ingatan?”

“Gua sebenarnya mau cerita juga ke kalian, tapi gua belum ketemu moment yang pas aja buat ngelakuinnya. Eh, ternyata gua malah pingsan duluan dan akhirnya kalian tahu. Ya udah deh jadinya gua sekalian aja ceritain apa yang bisa gua ingat sampai saat ini.”

Gua bisa mendengar Revandra menghela napasnya. “Ya, mau gimanapun juga itu terserah lo lagi sih. Mau cerita apa ngga. Yang penting tuh lo gak kenapa-kenapa karena kejadian ini, terus gua sama Leo juga gak bakalan kaget lagi kalo seandainya kejadian tadi terulang lagi karena kita berdua udah tahu penyebabnya apa.”

Gua tersenyum saat melihat teman-teman gua masih tetap ingin bersama gua, sekalipun sebenarnya ingatan gua ini sudah pernah hilang. Karena itu, gua berterima kasih kembali kepada mereka. Gua bersyukur bisa mempunyai teman-teman yang begitu perhatian kepada gua. Entah dulu gua juga pernah mengalami hal seperti ini atau tidak, tapi gua ingin mengatakan bahwa mereka adalah teman terbaik yang pernah gua miliki.

Lihat selengkapnya