Don't Forget Me, Please?

William Oktavius
Chapter #15

Indonesia, I'm Coming!

---Haruna---

Liburan pergantian semester sudah dimulai di saat kampus di Indonesia baru memulai semester baru. Sungguh perbedaan jadwal perkuliahan yang sedikit menyebalkan. Di Jepang, semester genap umumnya selesai di akhir Januari atau awal Februari. Sementara itu, semester genap di Indonesia baru dimulai di sekitar bulan Februari atau Maret. Jadi, ketika aku memutuskan untuk liburan kembali di Indonesia, tentu saja aku tidak mempunyai teman lagi.

Beberapa hari sebelum aku berangkat ke Indonesia, aku kembali pergi menuju perpustakaan. Aku ingin membaca sebentar buku yang pernah aku temukan dulu. Hitung-hitung sekaligus mencatat beberapa informasi yang ada di buku itu, sebelum nantinya aku mencari tahunya sendiri secara langsung di Indonesia.

Buku yang ingin aku baca berhasil aku temukan, aku kemudian memilih salah satu kursi dan duduk di sana. Setelah itu, aku lalu membuka lembaran mengenai kuil yang ada di Indonesia, khususnya pada bagian kuil yang letaknya berada di kampung-nya Jonatan. Aku kemudian mencatat beberapa hal penting yang aku butuhkan. Aku juga menuliskan beberapa rencana yang hendak aku lakukan, selagi aku bisa mengingatnya karena membaca buku ini.

“Haruna? 何しての君?”

Aku sedikit terkejut saat tiba-tiba ada suara yang menyapaku dan bertanya aku sedang melakukan apa. Awalnya, aku mengira itu salah satu mahasiswa yang mengenalku, karena dari bahasanya itu informal. Tapi, saat aku menengok ke arah sumber suara, ternyata itu adalah Tanaka Kawaguchi, salah satu dosen yang pernah mengajari aku.

“Kawaguchi sensei! Sedang apa, sensei, ke tempat ini?” tanya aku balik dalam bahasa Jepang. Dosen ini adalah dosen yang pernah aku katakan sedang meneliti mengenai kuil yang ada di Indonesia. Uniknya, Kawaguchi sensei ini dapat mengingat setiap nama mahasiswa yang pernah ia ajar. Awalnya, aku tidak percaya mengenai hal ini. Namun, saat beliau memanggil namaku tadi, padahal aku tidak begitu aktif di kelas beliau, aku akhirnya percaya mengenai rumor itu.

“Saya awalnya hendak mencari literatur tambahan untuk bahan ajar saya. Lalu, saya melihat ada kamu di tempat ini. Tidak biasanya saya melihat kamu di sini ya.”

“Kok sensei bisa tahu saya jarang ke sini?”

“Saya kan hampir setiap hari ke sini. Jadi, saya cukup sering melihat mahasiswa yang datang ke sini. Beberapa mahasiswa saya juga sering saya lihat mampir ke perpustakaan, tapi saya tidak pernah melihat kamu.”

Ah, aku jadinya hanya bisa terkekeh pelan sambil menyembunyikan rasa malu-ku. Memang benar sih, aku jarang pergi ke perpustakaan. Datang ke sini juga karena ada maunya saja. Mana ketahuan sama dosen pula. Karena itu, aku berusaha mengalihkan pembicaraan agar aku tidak perlu merasa bersalah karena jarang pergi ke tempat ini, di mana aku seharusnya senang untuk belajar di perpustakaan karena aku sudah menjadi seorang mahasiswi.

“Saya kebetulan sedang tertarik dengan budaya Jepang selain di negara Jepang, sensei. Kebetulan juga saya mengingat penjelasan sensei di kelas mengenai keragaman budaya Jepang di luar negeri, jadinya saya ingin tahu lebih lanjut mengenai hal itu.”

Lihat selengkapnya