Don't Forget Me, Please?

William Oktavius
Chapter #18

The Dream is Stopped?

---Jonatan---

Sudah beberapa minggu rasanya gua bisa tidur tanpa mendapat mimpi perempuan itu lagi. Rasanya sedikit aneh. Biasanya, seingat yang pernah gua catat, paling lama satu minggu gua akan mengulangi mimpi itu lagi. Tapi, ini sudah satu bulan, tidak ada tanda-tanda gua mengalami mimpi bertemu dengan perempuan. Apa sebenarnya gua ada mimpi, tapi tidak kunjung bangun, jadinya begitu gua bangun, mimpi itu sudah selesai dan gua gak bisa ingat apa-apa?

Namun, rasanya seperti tidak mungkin. Sepanjang mimpi aneh yang pernah gua alami itu, semuanya selalu terhenti saat gua terbangun. Jadi, sudah pasti gua akan mengingat bahwa gua mengalami mimpi bertemu dengan perempuan. Tapi, tidak dalam satu bulan ini. Apa yang terjadi? Walaupun gua sebenarnya senang karena tidak memimpikan hal itu lagi, gua merasa ada yang hilang. Jangan-jangan, gua kangen dengan perempuan itu?

Gak. Gak mungkin gua bisa kangen dengan hal yang seperti itu. Harusnya gua kan senang karena tidak perlu bertemu dengan perempuan random yang memanggil gua Jonatan-kun itu di dalam mimpi. Tapi, kenapa gua jadi kepikiran sendiri karena gak kunjung memimpikan dia lagi setelah waktu yang lama? Duh, gua ini kenapa sih? Gua pun merenung sesaat. Setelah itu, gua tersentak kaget karena baru menyadari sesuatu.

Gua terakhir kali bertemu dengan perempuan itu saat ia pergi ke tengah laut dan tenggelam di sana. Saat itu, gua terbangun dan ada air mata yang mengalir. Gua tidak bisa merasakan dengan pasti, perasaan apa yang muncul ketika air mata itu keluar. Pasti ada sesuatu hal yang terjadi. Jika itu hanyalah sebuah mimpi saja, seharusnya beberapa hari kemudian, mimpi yang sama datang kembali. Apa jangan-jangan mimpi itu menjadi sebuah pertanda sesuatu, makanya gua bisa sampai mengeluarkan air mata?

“Aduh,” ucap gua sambil mengaduh. Kepala gua terasa sedikit sakit. Sepertinya karena terlalu banyak memikirkan hal yang tidak perlu, jadinya rasa sakit itu muncul kembali. Selain itu, karena matahari sudah cukup tinggi, sepertinya jam sudah menunjukkan waktu mau masuk sekolah. Karena itu, gua memilih untuk melupakan hal itu, lalu kemudian bersiap menuju sekolah.

Semoga air mata itu cuma karena mimpi aja, bukan karena sebuah pertanda buruk lainnya, harap gua ketika hendak memulai hari baru ini.

*****

“Sekarang udah masuk Maret aja. Bulan depan kita ujian nasional, habis itu selesai sudah masa SMA kita.”

Ucapan dari Leo membuat gua berpikir kembali. Benar juga. Masa SMA gua tinggal satu bulan lagi. Di tanggal 11 April nanti gua bakal mengikuti ujian nasional. Ujian terakhir sebelum gua benar-benar bisa selesai dari sekolah. Sementara itu, sekarang sudah tanggal 1 Maret, di mana beberapa hari kemudian, gua dan anak-anak kelas 12 lainnya akan mengikuti ujian sekolah, salah satu bagian dari ujian kelulusan itu.

Lihat selengkapnya