Don't Forget Me, Please?

William Oktavius
Chapter #20

Reality is Cruel

---Jonatan---

“Haruna sudah hilang selama beberapa minggu dan kami tidak bisa menemukannya sampai sekarang.”

Bagai tersambar petir di tengah pantai, gua hanya bisa terdiam setelah orangtua Haruna menceritakan apa yang terjadi pada anak itu. Gua hanya bisa mematung saat kalimat itu selesai diucapkan. “Haruna sudah hilang lebih dari satu bulan yang lalu?” ucap gua lagi mengulangi informasi yang baru saja gua terima. Nada tidak percaya juga muncul dari pengucapan gua barusan. Kenapa? Kok bisa?

Tapi, anggukan kepala dari orangtua Haruna membuat gua menelan ludah kembali. Artinya, informasi tersebut benar. Jadi, ke mana Haruna? Mengapa dia bisa hilang? Apa yang membuat dia hilang?

“Bagaimana bisa Haruna hilang selama itu, Om dan Tante?” Pertanyaan yang tidak perlu sebenarnya. Namanya juga orang hilang, pasti kita tidak akan tahu penyebabnya, kecuali jika orang yang hilang itu sudah ditemukan. Tapi, otak gua serasa berhenti untuk berpikir. Gua tidak tahu harus merespons apa terhadap berita yang cukup mengagetkan itu. Walaupun gua tidak mengingat siapa Haruna itu, apakah gua akrab dengannya di masa lalu, tapi begitu mendengar ada orang yang hilang, gua juga menjadi ikut kaget. Karena itu, pertanyaan seperti tadi-lah yang akhirnya keluar dari mulut gua.

“Beberapa minggu lalu, ketika Haruna baru selesai menjalani semester dua perkuliahannya, dia meminta izin untuk pulang ke Indonesia. Dia ingin bermain di sini selama libur panjang semesternya itu, sambil hendak meneliti sesuatu. Kalau tidak salah mengenai kuil, tapi kami juga belum mencari tahu lebih detail maksudnya apa. Kami juga masih bisa berkomunikasi dengan anak itu sesampainya dia di Indonesia, bahkan hingga beberapa hari setelahnya. Tapi, setelah itu, kami tidak bisa menghubungi Haruna lagi. Awalnya, kami mengira hanya masalah sinyal saja. Terkadang, di daerah ini memang susah sinyal juga, jadinya jika lost contact selama beberapa hari itu masih termasuk wajar. Namun, karena sudah lebih dari dua minggu kami tidak mendapatkan kabar dari Haruna, kami memutuskan untuk menyusulnya ke Indonesia. Hasilnya, kami terkejut karena tahu bahwa Haruna sudah menghilang. Kami lalu berusaha mencarinya, tapi hingga saat ini, lebih dari dua minggu setelah kami tiba di Indonesia, kami tidak mendapatkan perkembangan lebih lanjut.”

Kuil? Memangnya ada tempat yang seperti itu di sini? tanya gua di dalam hati saat menyadari tujuan Haruna ingin meneliti di Indonesia. Baru tahu juga gua kalau ada tempat yang semacam itu di sini. Apa karena gua sudah lupa ingatan ya jadinya gua tidak bisa menemukan hidden gem seperti kuil di sini? Tapi, sepertinya cara menghilangnya Haruna sedikit misterius ya.

“Tahu Haruna hilang dari mana ya, Tante?”

“Tetangga ada yang menanyakan kabar kepada kami. Mereka bilang bahwa rumah itu sempat menyala beberapa hari, lalu setelahnya padam kembali. Mereka mengira bahwa penghuni rumah itu sudah pergi kembali. Tapi, saat kami mengecek ke dalam rumah, semua barang Haruna masih ada. Lalu, setelah kami tanyakan lagi kepada para tetangga, mereka berkata bahwa rumah itu sudah kurang lebih dua minggu tidak terlihat ada aktivitas. Jadi, dari situ, kami berkesimpulan bahwa Haruna sudah hilang cukup lama.”

Gua terdiam saat mendengarkan penjelasan dari mereka. Memangnya bisa seseorang tiba-tiba hilang begitu saja? Apalagi, Haruna kan pernah tinggal di sini, seharusnya dia tidak mungkin tersasar hingga selama itu, kan?

Lihat selengkapnya