---Jonatan---
“A…apa maksudnya ini?”
Untungnya, gumaman gua tadi sepertinya tidak terdengar oleh orangtua Haruna. Gua bisa melihatnya karena mereka berdua seolah tidak mendengar apa-apa dari ucapan gua barusan. Setelah itu, gua hanya bisa diam saat menerima beberapa barang yang diberikan oleh ibunya Haruna. Walaupun tidak begitu banyak, tapi tetap saja gua cukup terkejut saat melihat sekilas isi dari beberapa lembar kertas itu. Sepertinya itu isinya catatan dari Haruna. Gua perlu memastikannya lagi saat sudah tiba di rumah nanti. Selain itu, isi dari buku yang gua baca itu terasa seperti diary.
“Tapi, apa barang-barang ini memang ditujukan kepada saya, Om dan Tante? Barang-barang ini sepertinya cukup privasi,” tanya gua sedikit ragu. Padahal gua saja sudah tidak ingat dengan Haruna, tapi gua malah diberikan beberapa barang oleh orangtua-nya Haruna.
“Beberapa hari sebelum kami mendapat kabar bahwa Haruna hilang, Haruna ada memberikan pesan kepada kami. Isinya adalah surat-surat dan amplop yang ia letakkan di kamar tolong diberikan kepada Jonatan jika kami melihatnya masih terletak di meja itu. Awalnya, kami sedikit bingung dengan maksud anak itu. Tapi, ternyata Haruna sepertinya sudah punya firasat yang buruk mengenai dirinya, jadi dia sudah mempersiapkan beberapa barang untuk diberikan kepada orang lain. Jadi, Haruna sendiri memang ingin memberikan barang ini kepada kamu, Jonatan. Bahkan, Haruna sempat memberitahu kepada kami bahwa ada kemungkinan Jonatan melupakan dirinya, tapi dia tetap ingin memberikan sesuatu kepada kamu melalui kami, seandainya jika dia tidak bisa memberikannya secara langsung kepada kamu. Jadi, terima barang-barang ini ya, Jonatan. Sekaligus juga memenuhi permintaan dari Haruna kepada kami.”
Gua terdiam saat mendengar penjelasan dari Tante Kirana. Tidak gua sangka ternyata perempuan itu masih peduli dengan gua, sekalipun gua udah melupakannya. Bahkan, dia masih memberikan gua barang ketika firasatnya buruk. Walaupun gua belum tahu ini apa, tapi tetap saja gua merasa telah diberikan barang yang penting dari perempuan itu.
“Baiklah, Om dan Tante. Saya menerima barang-barang ini. Terima kasih banyak karena sudah memberikan barang yang sudah dipesan oleh Haruna. Maaf jika saya juga belum bisa mengingat sepenuhnya mengenai Haruna. Tapi, saya juga berjanji untuk mencari tahu lebih dalam lagi mengenai hilangnya Haruna. Saya akan berusaha semampu saya untuk mencarinya, Om dan Tante.”
“Terima kasih banyak, Jonatan. Semoga kamu bisa mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Haruna ya.”
Setelah itu, kami kemudian bertukar kontak. Tujuannya adalah untuk mengabari satu sama lain andaikata di antara kami mendapatkan perkembangan dari kasus hilangnya Haruna. Setelah menerima barang-barang yang ingin diberikan kepada gua, gua kemudian pamit undur diri, lalu berjalan pulang ke rumah. Gua perlu membaca terlebih dahulu mengenai kertas-kertas ini, baru selanjutnya gua bisa mencari lebih dalam mengenai langkah selanjutnya yang bisa gua lakukan.
*****