---Jonatan---
“Argh!”
Ucapan gua sedikit terlambat. Lengan Leo tergores pisau dari perempuan itu. Untung saja refleks Leo termasuk cepat. Jadi, ia bisa menghindari pisau yang tiba-tiba ingin menusuknya itu, sehingga Leo bisa cepat bergerak dan hanya lengannya saja yang tergores pisau, tidak tertusuk seperti yang gua takutkan.
Tapi, tetap saja itu sebuah kesialan. Ingin mencari bantuan di tempat seperti ini tentunya susah. Tempat ini terlalu terpencil. Jika menunggu sampai semua ini selesai, bisa-bisa kami bertiga tertangkap oleh perempuan itu. Tapi, jika kami berdua melarikan diri, nyawa Leo bisa saja terancam. Belum apa-apa saja Leo sudah terkena pisau, bagaimana jika nanti kami berdua pergi meninggalkan anak itu yang tengah terluka? Lagipula, saat ini, perempuan itu berada di dekat pintu, sedangkan kami berada di dalam ruangan. Jadinya, pasti akan susah jika ingin melarikan diri.
“Apa yang anda lakukan? Kenapa Ibu melukai teman kami?”
Suara Revandra tampak begitu marah saat mengatakan kalimat tadi. Sementara itu, Leo masih merintih karena menahan sakit akibat serangan dari wanita ini. Tapi, si perempuan ini hanya tertawa saja, seolah tengah mengejek keadaan kami.
“Ah, maaf jika saya lupa memberitahu. Satu syarat yang harus dipenuhi setelah kalian mengetahui cerita mengenai kuil ini adalah kalian harus menjadi penghuni tetap kuil ini. Satu-satunya jalan untuk membuat kalian menjadi penghuni abadi tempat ini yaitu dengan melenyapkan kalian, kemudian menyimpan jasad kalian di sini.”
“Hah?” Gua hanya bisa berseru kaget setelah mendengar ucapan perempuan itu. Sudah gila sepertinya. Mana ada aturan yang seperti itu? Tapi, kalau dipikir lagi, sepertinya Haruna meninggal ya karena alasan ini juga. Seharusnya motif kematian Haruna masih sama dengan apa yang terjadi saat ini. Jadi, keadaan saat ini cukup berbahaya bagi kami bertiga. Kami harus bisa segera melarikan dari tempat ini.
“Kenapa harus begitu? Mana ada peraturan yang mengharuskan pendengar rahasia kuil ini harus meninggal?”
“Benar. Seharusnya Ibu juga memperingatkan kepada kami konsekuensi yang akan kami dapatkan jika terus ingin mengetahui rahasia itu kan? Kenapa jadinya seperti ini?”
Perempuan itu kembali tertawa setelah mendengarkan ucapan dari gua dan Revandra. “Ya itu tujuannya agar tempat ini terus menyimpan rahasia. Karena kalian sudah tahu, jadi ya lebih baik kalian sekalian menjadi penghuni tetap kuil ini saja.”