Aku mendatangi CD player berbentuk box warna silver yang terletak di pojok ruangan begitu masuk kamar. Beberapa detik kemudian suara Sia yang menyanyikan lagu Never Give Up memenuhi kamarku dengan volume yang cukup keras. Volume CD player itu tidak pernah beranjak dari angka maximal.
'I’ve battled demons that won’t let me sleep’ ~~
Ya, aku tidak suka suasana sepi. Suasana yang justru selalu aku dapatkan ketika pulang ke rumah. Bahkan mulai dari aku memasuki gerbang perumahan, kesunyian sudah langsung bisa aku rasakan. Tidak ada yang menyambutku. Tidak ada yang perlu aku beritahu kalau aku sudah pulang. Aku memiliki banyak asisten rumah tangga tapi, mereka berada di rumah yang berbeda dengan rumah utama yang aku tempati. Setelah pukul 6 sore maka begitu aku memasuki rumah, tidak akan terdengar apapun. Mama dan papa selalu pergi entah kemana untuk mengurusi perusahan kami yang tersebar dimana-mana. Kakek hanya mempunyai 2 anak dan tanteku satu-satunya memutuskan untuk hanya menikmati warisan berupa uang saja tanpa mau mengelola apapun. Aku tidak menyalahkan kedua orang tuaku. Apalagi aku bukannya baru mengalaminya beberapa tahun ini. Aku sudah jarang berurusan dengan mereka, bahkan mungkin sejak aku lahir.
Pandanganku teralihkan pada rak buku yang ada di kamar, ketika aku sedang melepaskan anting berbentuk pita hitam dari telingaku. Aku mulai menjelajahi rak buku kayu kecil untuk menemukan sesuatu yang bisa menghilangkan pikiran sepiku barang sebentar, setelah tadi mengambil ponsel dan menempelkan chargingnya ke stop kontak. Badanku terlalu malas untuk bergerak ke kamar mandi.