Don't Put The Sugar on Your Cheeks

Bellaanjni
Chapter #2

Chapter 1 : Apple Pie

"Aku tidak mau membayar! Bisa-bisanya kau menghidangkan makanan gosong untuk pelanggan!"

Perempuan bersanggul tinggi itu tak henti berceloteh. Wajar saja, siapa manusia yang mau membayar mahal makanan gosong?

Jira, ia menutup matanya, menahan malu. Perhatian orang-orang tertuju padanya. "Maaf, akan kuganti dengan yang baru."

Perempuan bersanggul itu berdecih, "Selera makanku hilang! Akan kubuat viral di sosial mediaku. Kau tau aku?" tanyanya arogan.

Sementara di sisi lain, langkah kaki tegas mulai terdengar. "Permisi, Nyonya. Ada yang bisa kami bantu?" tanyanya dengan senyuman.

Jira menilik laki-laki berapron putih yang sama dengannya, dengan topi lebih tinggi.

"Chef Allard!" ujar wanita bersanggul tadi. "Bilang pada chef buruk ini bahwa ia harus menerima hukuman!"

Ucapan tersebut berhasil membuat Jira membulatkan mata.

"Mohon maaf, Nyonya Sei, kau boleh datang ke sini seminggu berturut-turut tanpa membayar. Gratis, sebagai permohonan maaf kami."

Mata perempuan tadi berbinar, wajah sangarnya melunak. Ia tersenyum, lantas pergi setelah mencubit lengan Chef Allard gemas.

Mengerikan.

Chef Allard melirik Jira, tanpa ekspresi. Lantas memanggil semua staff ke dapur. Restoran tutup.

***

Di sini lah mereka sekarang.

Arloji yang melingkar di tangan kiri Chef Allard menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Sudah 15 menit yang lalu restoran tutup.

"Jadi, bagaimana pekerjaanmu?" tanya Chef Allard memulai, memecah keheningan yang menyelimuti di menit-menit sebelumnya.

Leo, ia duduk tegap. "Sejauh ini baik, aku meminta maaf atas kesalahan Jira, anggota baru Tim Pastry."

Chef Allard tampak mengangguk pelan, lantas memperhatikan Jira. "Kau akan kupindahkan pada bagian meat dish, tepat di bawah pengawasanku. Hukuman karena kau tak bisa diandalkan."

Jira membulatkan bola matanya. "Tapi aku lulusan pastry," tolaknya.

Menaikkan alis, Chef Allard kembali meneliti. "Pastry gosong?" tanyanya datar.

Wajah Jira memerah. Ingin mengelak, tapi ini jelas kesalahannya.

"Kuharap kejadian ini tak terulang. Kita rugi untuk membuat pesanan Nyonya Sei gratis. Semua nyawa karyawan ada di restoran ini. Jika De Rapal IV ditutup dan dikorbankan bangkrut, aku tidak bisa menjamin kemakmuran kalian. Selamat malam, beristirahatlah." Chef Allard mengisyaratkan keduanya untuk bergegas.

Setelah Jira dan Leo keluar, Chef Allard mengambil map berisi sebuah dokumen. Ia melihat lamaran kerja juga CV yang seminggu lalu mendarat di mejanya.

Apa aku salah merekrut orang?

Tapi, dari CV dan surat keterangan Jira, ia mendapat nilai hampir sempurna di jurusannya. Lagi pula, mereka lulusan universitas yang sama, sudah teruji kualitasnya.

Chef Allard memejamkan mata, menghidangkan makanan gosong itu fatal. Harus diawasi, tak boleh terjadi lagi.

Lihat selengkapnya