Don't Put The Sugar on Your Cheeks

Bellaanjni
Chapter #3

Chapter 2 | Banana Split

Anggaplah ini sebagai permintaan minta maafku, semoga harimu baik.

-Jira

Satu toples cookies coklat tampak di atas meja. Dengan surat kecil yang digulung pita.

Allard menyimpan kembali suratnya. Berani sekali dia masuk ke ruanganku. Batinnya.

***

Aroma kayu manis yang dipanggang menjadi dominasi harum yang tercipta di dapur.

Cinnamon roll pesanan salah satu perusahaan harus bisa disajikan pukul 9. Perusahaan tersebut membooking De Rapal IV hingga pukul dua siang.

Dapur menjadi sangat ramai, tak sesantai biasanya.

Jira melihat Allard yang nampak serius memanggang sirloin, perempuan itu mendekat.

"Selamat pagi," sapa Jira hangat.

Allard menatapnya dua detik, lantas kembali fokus pada pekerjaannya.

Jira telah membaca daftar resep restoran ini. Dan ia mulai memanaskan mentega.

Sambil menunggu menteganya mencair sempurna, perempuan itu mulai menghaluskan bawang putih.

"Chef Allard," panggil Leo membuat pria yang dipanggil menoleh.

Jira yang berada di samping keduanya mencuri dengar.

"Seharusnya mereka yang meeting di sini sudah hadir dari lima menit yang lalu, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda kehadiran mereka."

Dapat Jira lihat bahwa kening Allard mengerut.

Allard melangkah mendekati Jira, kemudian mematikan kompor. "Rencanamu hari ini ingin menggosongkan mentega?"

"Ow," mata Jira membulat seketika, untung saja itu belum terjadi.

"Bisa kau hubungi?" tanya Allard pada Leo dengan tenang.

Ekspresi Leo tampak meringis, "Itu dia masalahnya, nomor mereka tidak aktif."

Allard menepi dari dapur, kemudian menjentikkan jarinya, memberi isyarat pada Jira untuk mendekat.

"Siapa yang dia panggil?" tanya Jira pada Leo.

Leo mendengus, "Menurutmu? Sana hampiri, bahaya jika dia murka."

Lihat selengkapnya