Don't Put The Sugar on Your Cheeks

Bellaanjni
Chapter #4

Chapter 3 | Cup Cake

"Garam yang kau masukkan terlalu banyak!"

Telinga Jira memerah, dari pagi Allard tak henti mengomentari apa yang Jira perbuat.

Jira mengambil pisau, mulai memotong bawang merah. Perempuan itu berusaha sesabar mungkin dengan segala standar yang diberlakukan kepala cabang restoran ini.

"Potongan bawangmu terlalu tebal!"

Jira memejamkan matanya hampir frustasi, ia memegang pisaunya erat. Perempuan itu menatap Allard yang sedang berjibaku dengan potongan paprika di depannya.

"Hanya kau yang berisik di sini!" ujar Jira tak mengalihkan atensi Allard pada paprikanya.

"Hanya kau yang kurang kompeten di dapurku!" timpal pria itu membuat emosi Jira semakin berada di puncaknya.

"Kalau begitu, pecat saja aku!" Ucapan Jira melengking. Beberapa pasang mata melirik ke arahnya, termasuk Allard.

Allard menatapnya tersenyum, "Pagi-pagi sudah marah-marah."

Jira membulatkan matanya tak habis pikir. Apa katanya? Siapa yang sebenarnya dari tadi marah-marah?

Perempuan itu menarik napas dalam, mengembuskannya perlahan. Jira merutuki dirinya, bagaimana jika Allard benar-benar akan memecatnya dan ia kehilangan pekerjaan? Tidak bisa dibiarkan. Sebisa mungkin, Jira harus sabar.

"Ini belum akhir bulan tapi stok paprika sudah habis, terjual banyak?" Allard mendekati Fenyi.

Dahi Fenyi mengerut, "Paprika sisa bulan kemarin membusuk, meracuni sebagian paprika bulan ini, Chef."

"Coba lebih diperhatikan," tegur Allard.

Fenyi mengangguk, "Tidak akan terulang, Chef."

"Heh kau wanita pemarah!" Panggil Allard membuat sebagian orang di dapur menahan tawanya.

Panggilan itu berhasil membuat kegiatan Jira yang masih sibuk mengiris bawang terhenti.

Siapa yang dia maksud wanita pemarah?

Jira tak menggubrisnya. Sampai kemudian, ia merasakan bahunya ditepuk.

"Selain pemarah, kau juga tidak sadar diri, ya?"

"Apa maumu?" tanya Jira datar.

Allard tersenyum lagi dengan sialan, "Bisa kau membeli stock paprika? Tokonya tak terlalu jauh dari sini. Carilah paprika berlubang, atau terlihat serangga pernah menghinggapinya."

***

Jira turun dari bis yang membawanya pada toko yang diarahkan. 

Hanya ada beberapa orang di dalam toko tersebut. Pria pegawai toko yang sepertinya keturunan timur itu menyapanya ramah.

"Kau pegawai baru?" tanya pria itu. Terlihat kerutan di matanya yang menegaskan bahwa ia berusia sekitar 40 tahunan.

"Ya, De Rapal IV." Jira tersenyum, pria itu mengangguk lantas mempersilahkan Jira mencari kebutuhannya.

Lihat selengkapnya