10 Menit berlalu begitu cepat semenjak sang pelayan bersenda gurau dengan Khavin. Segelas Americano kemudian tiba dengan es batu yang memenuhi isi gelasnya, aku yang terlalu jatuh cinta dengan es batu ini kemudian memelototi gelas milik Khavin. Peka, itu kan yang diharapkan wanita jika melihat apa yang ia suka bisa diberikan dengan sukarela oleh sang pujaan hati, sama, aku pun begitu.
" Mau?" Ucap Khavin tiba-tiba kepadaku.
Aku yang semula berfokus pada gelasnya, lantas mengajak kedua bola mataku untuk berfokus kepada sumber suara tersebut.
" Apa? Mau apa?"
" Esnya." Tawar Khavin kepadaku.
" Enggak," bantahku.
" Enggak-enggak, tapi matanya melotot ke gelasku." Ledeknya kepadaku.
Aku yang sudah tidak tau mau menjawab apapun, hanya bisa tersenyum malu dan berharap ia akan tetap memberikanku sebongkah es batu yang ada di gelasnya itu, bukan sebongkah berlian loh ya, nanti dikira matre lagi, ya kali baru kenal sudah minta sebongkah berlian.Canda berlian.
Tanpa diminta Khavin menuangkan bongkahan es batu itu di gelasku, aku lagi-lagi hanya bisa diam tentu sembari membatin,