Done

Anggi Luki Apriliyani
Chapter #7

Pertemanan

Hari demi hari, bulan demi bulan telah terlalui dengan baik dan perkembangannya berjalan begitu cepat, aku, Reina, Khavin dan Muclas menjadi memiliki hubungan yang lebih dekat yang awalnya hanya sebatas pertemanan namun sekarang menjadi sahabat. Semua itu bermula saat Reina dan Muclas akhirnya memutuskan untuk berpacaran, mau tidak mau aku yang sahabatnya Reina dan Khavin yang tidak lain dan tidak bukan sudah menjadi sahabatnya Muclas akhirnya juga menjadi sahabatku dan Reina.

Takdir bagiku sama seperti daun yang harus gugur, karena memang sudah garisnya seperti itu. Sama halnya dengan aku dan Khavin, yang awalnya tak aku sangka peluang yang hanya 0,01 persen itu bisa menjadi kenyataan, yang semula aku hanya mengaguminya secara randoom di cafe pada saat itu aku bahkan tak menyangka bisa menjadi sedekat ini. Aku merasa memang dia ditakdirkan untuk mengenalku dan sebaliknya aku yang juga ditakdirkan untuk mengenalnya.

Sore itu, di cafe langgananku hujan turun deras seolah tidak memberi ampun pada bumi untuk kering sesaat. Aku dan Reina sedang asyik mengerjakan tugas kuliah kami, Reina mengerjakan tugasnya dengan sangat serius dan juga menggunakan earphone di telinganya sedangkan aku sendiri mengerjakan tugas dengan hanya mendengarkan dengan sukarela lagu-lagu yang diputar oleh pelayan cafe tak lupa ditemani dengan cemilan dan minuman yang sudah kami pesan.

Dari ujung pintu kaca cafe tampak seseorang pria yang aku kenal datang membawa payung warna biru, dan menaruhnya di depan cafe. Ia membuka pintu lalu berjalan masuk menghampiri meja kami. Ya, orang itu Muclas kekasih sahabat aku.

" Hai, Al... udah kalian di sini?" tanyanya kepadaku saat ia akan menyeret kursi dan duduk di meja yang sama dengan kami.

" Udah 2 jam kita di sini." Jawabku sembari membolak-balik buku materiku.

Muclas pun merangkul Reina secara tiba-tiba untuk membuat Reina sadar akan keberadaannya, maklum Reina ini orangnya terkenal ambis dalam hal nilai, jadi kalau ada tugas atau pelajaran pasti dia akan sangat serius.

" Eh bee, kamu udah dateng?" ucap Reina ketika menyadari kekasihnya sudah berada di dekatnya. Reina perlahan melepas earphone dan kemudian mengecup pipi Muclas.

" Aduh-aduh, yang lagi kasmaran, gak sanggup gue lihatnya." Ucapku meledek keromantisan mereka berdua.

" Apasih jomblo sirik aja." Jawab Muclas yang balik meledekku.

" Iya- iya gue yang jomblo ini bisa apa?" belum selesai bicara, Reina kemudian menangkis perkataanku.

" Makanya, buruan sat-set cari pacar!"

Lihat selengkapnya