Dua tahun sudah akhirnya pertemanan ini berjalan, aku masih dengan perasaan yang sama. Perasaan yang entah suatu saat akan terungkap atau tidak yang jelas untuk saat ini aku bersyukur. Aku merasa Khavin akhirnya menjadi support systemku, dia selalu menjadi tempat ceritaku paling nyaman begitu pun dia selalu menjadikanku tempat ceritanya. Saat ini aku tidak peduli, apa dia ada perasaan kepadaku atau tidak namun aku memilih memendamnya asal dia selalu bisa jadi tempatku pulang untuk bercerita.
Khavin Agustian, lelaki yang aku temukan dan dengan kemungkinan 0,01 persen bisa untuk menjadi dekat. Ternyata kemungkinan itu bisa saja jadi 100 persen ketika kita percaya dan ya, aku dengannya bisa sedekat seperti saat ini. Entah, menjadi temannya saat ini bisa menjadikanku seseorang yang merasa paling berarti, kenapa? Karena dia selalu mendengar segala keluh kesahku, menjadi orang yang paling suport aku untuk menjadi penulis, dia yang sekarang hadir selalu membantuku mencari sumber inspirasi baru untuk tulisanku. Dia adalah orang yang paling aku syukuri setelah keluargaku. Aku selalu bersyukur kepada Tuhan, telah menghadirkan orang ini di kehidupanku. Aku bahagia.
Malam tepat pukul 19.00 malam, ia mengirim pesan kepadaku memintaku membantu mengerjakan tugas mata kuliah tentang pemrograman. Aku yang dulu waktu SMK mengambil jurusan itu sedikit banyak aku pun paham.
" Tolong bantu ngerjain ya Beb," Khavin kadang memanggilku dengan sebutan itu, walau terkadang membuatku cukup merasa sedikit salting.
" Iya," balasku singkat terhadap pesan yang ia kirim.