Hening dan suasana sendu menyelimuti diantara kami, namun berisik segala tanya riuh di dalam hati dan pikiran, sesekali senyum paksa aku tampakkan hanya untuk menutup rasa yang aku sediri sulit untuk mengerti.
Khavin asyik mengobrol dengan Ana, meski kita berada dalam satu meja rasa hati ingin marah dan meyela namun apa berhak. Muclas serta Reina menikmati waktu mereka berdua. Aku yang hanya pura-pura sibuk dengan HP dan mendengarkan lagu favoritku terasa tanpa sadar membuatku sedikit menetaskan air mata.
" Al, loe nangis?" Suara candu favoritku kemudian menegurku seolah sadar air mataku jatuh, yang mana aku sendiri tak sadar bahwa air mataku jatuh.
" Ah, enggak kok. " tepisku.
" Enggak, tapi pipinya basah." Khavin mempertegas.
Reina, Muclas bahkan Ana ikut memperhatikan aku seolah percaya dengan ucapan Khavin.
" Oh, mungkin aku gak sadar gara-gara terlalu fokus nonton cerita drama sedih, jadi mungkin kebawa." Aku mencoba menutupi segala perasaan yang tak bisa aku jelaskan.