Done

Anggi Luki Apriliyani
Chapter #10

Mencoba Menerima


Sumber gambar : Pinteres

Sesak masih terasa menikam begitu hebat di dalam dada, aku memutuskan berpisah dengan Reina di depan gerbang pagar rumahku. Reina memahamiku lebih dari apapun, ia membiarkanku masuk meski lupa mengucapkan terimakasi. Wajahku yang kusut ditambah lembabnya rambutku akibat rintik hujan yang membasahiku seakan membuat ibuku panik. Beliau dengan sigap mengambilkan aku handuk warna ungu bercorak beruang, dan mengusapkannya di kepalaku. Rasanya ingin sekali aku menangis dipelukannya, tapi apalah daya tidak mungkin aku membebani ibu dengan masalah asmara yang tak harusnya aku menyangkut pautkan dengan Ibuku.

Aku hanya diam dan mencoba menampilkan senyum menawanku meski hati sedang tertawan luka, aku tiba-tiba runtuh dan memeluk ibuku, Ibu merasa aneh karena aku jarang memeluknya secara tiba-tiba. Anehnya aku tak bisa mengeluarkan air mataku sedikit pun, aku hanya ingin dipeluk oleh beliau.

" Ih, tumben anak cantik Ibu pulang-pulang meluk ibu, kenapa? apa ada masalah?" Entah mengapa pertanyaan itu membuatku seakan ingin menangis tapi aku berusaha untuk menahan dan malah memamerkan senyum termanisku.

" Memangnya, kalau mau peluk ibu harus ada masalah dulu gitu bu?" Aku membalas dengan senyum yang sedikit tak bisa aku tahan.

" Ya, enggak donk sayang. Cuma ibu heran, tiba-tiba dipeluk gini."

" Gak apa-apa Bu, aku hanya kangen aja sama Ibu, jarang kan begini kalau aku pulang malam jarang banget ketemu Ibunya." Kepalaku masih bersandar di bahunya.

" Yaudah sana, buruan mandi nanti keburu masuk angin lagi bajunya basah begini." Ibu melepaskan pelukannya.

" Yaudah, aku mandi dulu ya Bu. Bye-Bye Ibuku yang cantik." Aku lantas berlari menuju kamarku.

" Habis mandi mau makan dulu gak?" Triak ibu tiba-tiba.

" Enggak Bu, tadi udah makan sama Reina." Sahutku.

Aku berlari menuju kamar serasa ingin segera menumpahkan air mata yang sudah tak bisa aku bendung lagi, aku duduk di sudut kamar layaknya orang sedang depresi karena masalah percintaan. Air mataku jatuh dengan sangat deras, dadaku terasa sesak yang tak bisa terjelaskan aku meratapi semua rasa sakitku dengan perasaan yang aku sendiri tidak tau kenapa rasanya bisa sesakit ini.

Kering, air mataku tiba-tiba mengering setelah 30 menit berlalu. Aku menuju kamar mandi dan bersiap untuk mandi, dengan handuk di kepala dan handuk kimono warna ungu yang aku kenakan aku keluar dari kamar mandi. Aku mendekat ke cermin setelahnya, dan baru menyadari bahwa mataku sebengkak ini.

Ting.....

Lihat selengkapnya