DONGENG-DONGENG MASA LALU

Nyarita
Chapter #14

AYAHKU SAKIT

“Hus! Jangan ngelamun!” Mar membuyarkan lamunanku, dia baru saja selesai mandi dan aku juga tidak sadar dia sudah ada di hadapanku. Aku tidak tahu, akhir-akhir ini aku sering melamun yang aku sendiri tidak sadar. Pikiranku sering kosong memikirkan hal yang seharusnya tidak menggangguku.

“Nanti kesambet setan!” Lanjut Mar.

“Ih, amit-amit, kamu kalo ngomong suka terang-terangan,” protesku pada Mar.

“Ya, lebih baik begitu, kan? Lagian kamu ngelamunin apa, sih?”

“Gak ada.”

“Gak mungkin, orang melamun itu pasti ada masalah, beban pikiran yang rumit atau bisa juga jatuh cinta,” kata Mar sambil tertawa kecil.

“Apaan? Jatuh cinta?”

“Tuh, kan bener,” kata Mar.

“Bener apa?”

“Bener jatuh cinta.”

“Tau dari mana?”

“Ya, tadi kan aku bilang ada masalah, beban pikiran yang rumit, sama jatuh cinta. Tapi kamu pilihnya jatuh cinta aja.”

Rania pun terkikik melihatku tak bisa menangkis pernyataan Mar. Disana juga ada Ida, tapi anak itu kalau pagi suka tidur lagi, jadi dia tak akan merasakan keseruan kita bercerita di pagi hari. Mungkin di kamar yang lain pun demikian.

“Kalau jatuh cinta, bilang,” kata Rania.

“Bilang ke siapa?”

“Sama Tuhan, shalat sunnahnya yang rajin, pasti dikabulkan,” Aku mengakui, aku memang tidak rajin melaksanakan shalat sunnah. Bisa dibilang, diantara kami berempat, Rania adalah orang yang paling rajin, bangun selalu lebih awal dari kami. Mar juga kalah cepat, kalau aku masih beruntung sih, karena ternyata ada yang bangunnya lebih siang dariku yaitu Ida. Namun, ya, itu, Ida tidak pernah kena semprot Bunda meskipun bangun paling siang, jam 5 subuh itu adalah waktu paling kesiangan bagi kami.

Oke, balik lagi ke ceritaku. “Siapa, Nus?” Tanya Mar.

“Siapa apanya?”

“Ya, orang yang bikin kamu jatuh cinta.”

“Bukannya kita gak boleh jatuh cinta melebihi, Tuhan?” Aku hanya bisa menjawab itu agar Mar tidak menanyakan hal itu lagi.

Lihat selengkapnya