DONGENG-DONGENG MASA LALU

Nyarita
Chapter #34

HARI YANG MENYEDIHKAN

Sudah yang keberapa kali Adnan mengajakku malam mingguan. Aku bilang, mana bisa aku malam mingguan, malam biasa saja aku tidak bisa. Bagaimana jadinya jika aku pergi malam mingguan sama Adnan, yang ada Bunda akan semakin curiga padaku. 

Gaya pacaran aku dan Adnan tidak seperti gaya pacaran anak muda pada umumnya. Aku dan Adnan memang sering pergi bersama tapi aku dan Adnan membatasi untuk tidak keluar di malam hari. Bahkan selama menjabat sebagai kekasih Adnan, sangat jarang pergi malam mingguan. Kami hanya malam mingguan di forum chat saja sambil ketawa ketiwi.

Aku dan Adnan jarang gandengan di tempat umum dan jika bertemu kami hanya membahas masalah kuliah, kampus, pokoknya seputar perkuliahan, atau terkadang juga ngegibah temen-temen yang tingkahnya suka bikin kita tertawa. Contohnya saja Mario dan Mawar yang celotehannya membuat aku terkikik setengah mati.

Pada saat itu hari ulang tahun Adnan. Aku tidak bisa ngasih kado spesial pada Adnan. Hanya menulis yang aku bisa, jadi aku bikin sebuah video foto-foto kita dan aku tuliskan puisi disana. Dan karena hari ini hari ulang tahun Adnan. Aku mau diajak keluar dan pulang terlambat dari seharusnya.

Aku dan Adnan merayakan ulang tahun di sebuah rumah makan kecil, kemudian kami keliling Bandung dan pulang agak larut. Adnan juga memberikan aku pizza, katanya ini sebagai oleh-oleh karena sudah nemenin seharian.

Ketika aku pulang, beruntung gerbang belum dikunci, aku berjalan mengendap karena takut bunda bangun. Ketika aku masuk kamar, semua sudah pulang kecuali aku yang pulang telat.

"Taram, ada pizza," kataku pada Nunung dan Ida.

Nunung tersenyum dan Ida bersikap biasa saja. Aku sedikit aneh dengan sikap mereka. Bahkan tidak ada kata hore ketika aku membawakan pizza untuk mereka.

Nunung ambil pizza satu potong dan Ida hanya diam saja. Lalu aku tanya pada mereka.

"Loh, Mar mana?" Kataku. Karena aku tengok barangnya pun sudah tidak ada.

"Sudah pulang, Teh," jawab Nunung.

"Hah, pulang?"

"Iya."

"Kok dia gak bilang sama aku? Biasanya bilang."

"Katanya tadi buru-buru pulang."

"Sepenting apapun biasanya ngasih kabar."

Nunung bergidik .

Kuraih handphone dan menelepon Mar tapi tidak diangkat. Tidak biasanya aku diabaikan. Lalu aku hanya chat saja waktu itu sama Mar.

Lihat selengkapnya