Dongeng-Dongeng Pengantar Kiamat

Kurnia Gusti Sawiji
Chapter #1

DONGENG PENGANTAR KIAMAT NO. 47A

Hari Senin

Tujuh hari sebelum kehancuran dunia, pasukan alien dari galaksi yang jaraknya 77 tahun cahaya dari Bumi datang dan memanggang pacarku dengan laser-laser mereka. Waktu itu kami di taman kota, dan laser salah satu pesawat-pesawat mereka mengenai pacarku, mengubahnya menjadi tumpukan debu hitam seperti di film kartun.

Ada dua hal yang kuingat saat itu: 1) Ucapan kakekku tentang cinta, bagaimana sifatnya yang memiliki wujud namun tidak memiliki bentuk dan rupa; 2) Sebuah kenyataan bahwa aku belum memiliki KTP, dan itu membuatku tidak terdaftar sebagai peserta BPJS. Pemerintah tentu tidak menanggung penyakit yang disebabkan ditinggal mati oleh pacar, tetapi sebagai warga negara yang baik, aku perlu mendaftarkan diri untuk mendapatkan KTP. Maka aku pun bergegas ke Kelapa Dua.

Tetapi sebagaimana ucapan kakekku tentang birokrasi, kantor kecamatan Kelapa Dua diisi oleh segerombolan penguin yang ingin gosok gigi; padahal mereka tidak punya gigi. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan menyimpulkan bahwa cinta, penderitaan, dan birokrasi adalah bagian dari tujuh hukuman Tuhan kepada umat manusia.


Hari Selasa

Enam hari sebelum kehancuran dunia, aku mendapatkan peliharaan baru dari dimensi ruang ketujuh. Kuberi nama ia Murk, dan aku tidak tahu apa ia sebenarnya. Murk muncul dari kepalaku sebagai wujud dari lalat-lalat hitam yang melakukan rapat paripurna di kepala Ayah saat ia menonton istrinya bergulat dengan bekantan, dan darinyalah aku tahu bahwa terhitung dari kemarin, dunia akan hancur dalam waktu tujuh hari.

Tentu aku menyambut baik kabar itu, karena aku selalu ingin dilahirkan kembali sebagai seekor kumbang kepik. Atau berang-berang. Atau seorang anak biasa dengan ayah yang tidak memerlukan pasokan alkohol tujuh kali sehari dan ibu yang tidak memerlukan pasokan lelaki tujuh kali sehari.  

“Apakah ada yang harus kulakukan untuk memastikan dunia hancur?” tanyaku kepada Murk. Peliharaanku itu menggeleng.

“Tidak ada yang bisa kamu lakukan, teman. Nanti di hari itu: manusia seperti anai-anak yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”


Hari Rabu

Lima hari sebelum kehancuran dunia, vokalis Avenged Sevenfold, M. Shadows dikabarkan menjadi mualaf dan memeluk Islam. Inisial ‘M’ pada namanya yang awalnya merupakan singkatan dari ‘Matt’ kini berubah menjadi Muhammad, dan namanya dari Matt Shadows menjadi Muhammad Shadows.

Lihat selengkapnya