Baiklah, sudahkah kamu berbaring, di mana pun kamu berada?
Kamu berbaring, dan perlahan menutup matamu. Tetapi apakah kamu tidur? Ada seribu satu alasan bagimu untuk tidur, namun ada seribu satu tambah satu alasan bagimu untuk tidak tidur. Apakah satu alasan tambahan itu? Kamu hidup—masih hidup, setidaknya. Dan sebagaimana yang kamu tahu, seseorang tidak benar-benar tidur selama mereka masih hidup. Tidur hanya berarti kamu berada di antara kehidupan dan kematian, yang mana dalam pandangan optimistis kamu bisa menganggapnya sebagai keadaan di mana kamu hidup dan mati bersamaan, seperti kucing Schrodinger; namun dalam pandangan pesimistis, kamu menganggapnya sebagai keadaan di mana kamu tidak hidup dan tidak mati, seperti zombie. Sesederhana itu? Tentu saja tidak.
Kamu berbaring, dan perlahan menutup matamu. Dalam keadaan sebegitu, yang kamu rasakan adalah sebuah sensasi melayang naik yang tidak cepat, namun tidak pula lambat. Sensasi melayang naik yang kamu rasakan tidaklah secepat roket tenaga air yang dibuat adikmu untuk proyek sainsnya, namun tidak pula selambat naiknya tingkat minat baca masyarakat negara “I” di Asia Tenggara. Kalau memang kamu menginginkan analogi yang tepat, maka kurasa yang paling tepat adalah lift. Ketika kamu memasuki lift, menekan tombol salah satu lantai, dan menutup matamu, apakah kamu bisa merasakan naik atau turunnya dirimu? Tentu, kamu sedang tidak menaiki lift sekarang, tetapi kira-kira begitulah analogi yang tepat untukmu.
“Hasilmu belum juga keluar?”
“Belum.”
“Kapan sih? Lama sekali. Kamu harus melamar kerja, lho. Lamaran-lamaranmu yang lama sudah ada jawaban belum?”
“Belum juga.”
“Belum belum terus! Tanyakanlah! Agak desak mereka! Kamu ini suka ya, membuat segalanya berada di ambang-ambang tanpa kepastian begitu? Selalu begitu dari dulu sampai sekarang! Terserah kamu lah, kamu kan tahu apa konsekuensinya kalau kamu begini terus!”
Itu adalah ibumu, atau kekasihmu, atau istrimu, atau adik perempuanmu, atau orang-orang yang mana kamu sudah bersumpah untuk melindungi mereka. Kamu berbicara dengan mereka—sebuah rutinitas. Kukatakan rutinitas karena pembicaraan di antara kamu dan ibumu atau kekasihmu atau istrimu atau adik perempuanmu atau orang-orang yang mana kamu sudah bersumpah untuk melindungi mereka tetaplah seputar hal yang sama: kepastian nasib, masa depan, dan hal-hal lain yang tidak bisa diterawang oleh ahli horoskop paling sukses sekalipun. Mereka bertanya, kamu menjawab; mereka tidak puas, kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka ke luar kamarmu.
Kamu berbaring, dan perlahan menutup matamu.