Siapa yang menampik perubahan pasti akan tergeser jaman, itu memang benar. Manusia itu telah berevolusi berabad-abad, mesin-mesin itu mulai menggantikan mereka bahkan teknologi itu menyetir untuk tidak menjadi manusia seutuhnya. Terkadang aku juga menelusup dan berubah menjadi mesin-mesin itu yang didalamnya terdapat algoritma-algoritma rumit itu. Pada awalnya semua itu tak kupahami sama sekali. Lamat-lamat aku bisa menyesuaikan diri, memasuki abad 21 milenium ini manusia sudah tak mempan dipengaruhi hanya dengan berbisik di telinga mereka. Bergesernya budaya membaca ke budaya melihat, hari ini kulihat manusia-manusia itu hilir mudik menggenggam benda cerdas tangannya atau gawai layar sentuh. Mata dan hati tertanam di layar, no gadget no life itu simbol mereka setelah ditetapkan sebagai kaum milenial. Mau tak mau akupun berubah menjadi mesin-mesin cerdas itu biarpun aku sangat membencinya.
#1 Mata Tuhan
Posisiku disini bukan mendahului Tuhan atau yang Maha melihat mampu memprediksi yang tersirat atau tersurat. Aku juga bukan nabi Khidir bisa meramal masa depan bahkan mencegah lebih dulu. Kemampuanku tak sempurna, mataku hanyalah lensa 2.8 mm wide terpatri Sony manufactur negeri matahari terbit. Dengan itu aku mempelototi satu persatu lalu lalang manusia dibawah sana. Aktivitas mereka tak luput dari mataku, mulai dari normal sampai ganjil.
Aku pun bisa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, mungkin digedung pecakar langit, rumah sakit sampai nangkring diatas separator lampu lalu lintas. Kota ini telah dibangun dengan teknologi ter-intergrated satu sama lainnya, wifi internet tersebar dimana-mana. Tak ada yang luput dari pantauan semua kejadian disini dan akulah aktor utamanya.
Semua terekam dalam harddisk tersimpan DVR database pusat, tak cukup mega byte tapi sudah tera byte bahkan lebih dari itu. Aku mampu mengungkap kasus-kasus rumit yang mungkin dinalar pikiran itu tak mungkin siapa pun. Pernah terekam dalam optikku sebuah aksi perampokan siang itu pada bank swasta di pinggiran kota ini. Mereka begitu rapi, gerombolan sekitar 7 sampai 8 orang. Memakai penutup kepala dan berkendara RX King dan Scorpio, bergerak cepat masuk ke dalam bank menyekap teller dan satpam dengan todongan AK-47 dan FN. Hitungan detik mereka mengasak semua simpanan dengan total kerugian 1,4 milyar.
Polisi kalang kabut karena sewaktu olah TKP tak ditemukan bukti apapun, begitu pula jejak tak terlacak. Berita viral di mana-mana mulai dari grup Whatsapp sampai obrolan warung kopi murahan.
"Mereka pakai jimat"
"Itu pasti teroris"
"Polisi cemen, gitu saja nggak becus"
Simpang siur gosip bergentayangan tak menentu menjadi bahan gorengan yang telan mentah-mentah tanpa saringan apapun. Sang pelaku begitu licin dan melakukan itu dalam sekejab mata. Semua sepertinya bodoh dan dungu tak bisa mengindentifikasi, mereka begitu rapi saat beraksi. Sepertinya sudah diperhitungkan timing waktu dan kapan beraksi, semua bergerak dengan memakai helm dan menenteng AK-47 dan mengendarai RK King jambret. Datang saat jam lenggang istirahat, secepat kilat dan menghilang ditelan bumi.