Tahun ini, tahun 2169 yang dimana semua apa yang diinginkan tidak ada yang mustahil. Sebuah perusahaan artifisial membuat jantung buatan untuk semua orang yang membutuhkan. Uniknya jantung buatan itu layak aslinya, mampu diutak-atik atau diisi perasaan-perasaan yang diinginkan. Rasa sedih, marah, senang, jatuh cinta atau keinginan setia dan cemburu. Kadarnya bisa diatur sesuai permintaan. Siapa yang menciptakan itu semua itu, sebenarnya itu ideku tapi eksekusi adalah mereka. Biarkan aku duduk dan mengawasi maha karyaku.
Tidak ada kekecewaan karena cinta atau kesedihan akan kehilangan seseorang, dua puluh tahun sebelumnya tingkat perceraian dan angka bunuh diri begitu tinggi melonjak. Perasaan-perasaan manusia tidak bisa dikendalikan begitu saja, bisa terjadi meluap-luap tanpa disadari. Tindakan-tindakan diluar nalar akan bergerak dengan sendiri tanpa disadari. Jantung buatan ini menarik berbagai orang untuk membelinya dan menggantikan aslinya.
Itu yang juga dipikirkan oleh Rihana, ia terpikir untuk menggantikan jantung suaminya Penta. Setelah puluhan tahun menikah, terjadi keanehan dalam diri suaminya. Sepulang dari kantor dan memandang senja sambil menyeruput kopi hitam kesukaannya. Saat itu juga matanya tampak layu kosong memandang ke arah jendela, sunyi senyap.
"Apa kamu kesabet setan Pa?"
Penta tidak merespon apa yang dikatakan Rihana, korneo mata dalam cangkang tengkorak itu tidak berkedip sama sekali. Rihana merasa kebingungan apa yang terjadi pada suaminya. Ia mencoba membawa Penta ke berbagai dokter spesialis sampai psikater semua nol besar.
"Suami anda mengalami gejala unik Nyonya"
"Tubuh, otak dan jiwa terlihat sehal wal fiat tapi jantung terlihat mati suri"
Dokter ahli menjelaskan penyakit aneh yang menyerang abad ini, penyakit ini menyerang jantung bukan pada arteri atau menimbulkan kerusakan organ dalam. Ini lebih secara non ilmiah, neutron-neuron dalam jantung telah raib tanpa sebab. Hingga menyebabkan seseorang tidak merasakan sama sekali tetapi kondisi segar bugar.
Penta sendiri tetap melakukan kegiatan sehari-hari, mulai dari bangun, mandi, makan, kerja dan pulang langsung tidur. Rihana merasa hampa tanpa belaian dan ciuman suaminya seperti awal-awal pernikahana dulu.
Pernah saat menjelang tidur, Rihana bertanya kepada suaminya.
"Mas, kenapa kau tak pernah menyentuhku sama sekali"
"Apakah kau tidak mencintai diriku lagi?"
Penta hanya melirik Rihana dan kemudia mulut itu berbuka.
"Maukah kau tahu kenapa terjadi semua ini?"
Rihana mengangguk tanda mengerti.
"Aku seperti melihat jantungku keluar dari tubuhku"
"Jantung itu berbicara kepadaku"
"Katanya ia mau terbang ke langit karena sudah waktunya dan bosan tinggal ditubuhku'