Dongeng Robot Tuhan

ferry fansuri
Chapter #19

Chapter #19 Kematian-Kematian Digital

Aku telah memasuki dunia digital terlalu lama mungkin lupa kapan memulainya, sekarang dunia nyata tak seperti dulu. Begitu nyaman disini, tak perlu repot-repot menghasut dan berbisik pada telinga mereka seperti diluar sana. Disini aku hanya menjentikkan jari dan mampu berselancar dari dunia maya ke peralatan lainnya hanya sekejab. Aku begitu mudah manipulasi sebuah kejadian dalam jejaring sosial, kode-kode algoritma itu aku susun bak skenario rancanganku. Begitu banyak kematian-kematian yang terjadi di dunia digital tersebut bahkan lebih banyak, terselubung dan misterius. Disini lebih gelap daripada tempat manapun. Inilah beberapa rancangan kematianku, mungkin salah satunya jadi favoritmu.

Perkara Bau Ketek

Mince butuh uang, Mince jual diri. Ia lagi open BO pagi itu di Twiiter, Ada slot kosong Neng? seorang pelanggan datang menghampiri. Mince pun mengiyakan tanpa sortir, kelaminnya juga gatal. Pelanggan datang itu dengan bau ketek menyengat tanpa basa-basi menggasak Mince. Bau tengik tersebut terus mengganggu Mince, Elu belum mandi yah?! Bau elu kayak babi!!.Tak ada jawaban hanya teriakan-teriakan absurd yang keluar dari mulut Mince, pelanggan itu sepertinya tak peduli dan terus melakukan pekerjaannya. Dan itu menjadi suara terakhir Mince, pelanggan itu melempar lembaran rupiah ke tubuhnya dan meninggalkan ia telanjang dengan mulut berbusa.

Koper dan Kau

Kau telah pergi dengan pria yang kau kenal di Facebook itu, tanpa kabar dan pesan kau tinggalkan. Hingga kau datang bersama koper yang berisikan dirimu menelungkup meringkuk mati.

Kau Setubuhi Aku Tanpa Ampun 

Ibu muda dan pria muda itu bertemu dalam sebuah hotel untuk merayakan pertemanan mereka di WeChat. Mereka bersenggama berkali-kali sampai saat babak ke 3, ibu muda itu berhenti meminta tarif. Pria muda kecut kaget tak menyangka dan tak rela menyerahkan uang jatah gaji bulanannya yang tinggal separuh. Setelah itu pria muda semakin beringas menyetubuhi, tak ada lubang yang terlewat hingga ibu muda kelelahan dan tertidur dengan bangku kecil masih menancap di kepalanya. 

Warcraft 24 jam non stop

Yongji berjanji kepada teman-teman sekolah, berkoar-koar mampu menyelesaikan Warcraft 24 jam non stop tanpa makan dan minum. Janji tinggal janji, penjaga warnet menemukan Yongji 10 jam kemudian duduk terpaku dan wajah menghitam dengan tangan masih memegang keyboard. Bukan perihal kehilangan nyawa yang disayangkan penjaga warnet itu tapi Yongji belum membayar sisa sewa waktu game online-nya

Jangan Ngeloco Kelamin Sembarangan

Jono lagi kebelet dan malam itu tak dapat jatah, gang depan rumahnya terlihat lenggang melenggang sepi. Perempuan datang dengan rok yang berkibar dan kancut merah muda itu mengerling genit kepadanya. Jono hari ini ingin jadi raja, bebas tanpa aturan. Perempuan itu ia dekap, remas tetek dan ngeloco kelaminnya. Tak sadar bahwa lensa kamera pengintai CCTV diujung gang itu hanya diam melihat semuanya dan mungkin menikmati setiap adegan yang terekam.

Datanglah ke Ibukota Maka Kau Mati

Kantil itu gadis lugu dan datang dari kampung ke Ibukota, berkenalan pria gagah perkasa di Facebook. Kopi darat demi melepas kangen, Kantil pun diajak di sebuah motel murahan. Digerayangi dan gerilya tubuh, Kantil menampik dan menolak. Pria gagah perkasa itu muntab menampar dan mencekik mati Kantil. Tiada rotan, akar pun jadi. Pria gagah perkasa itu ingin bercumbu dengan mayat

Lihat selengkapnya