Langit masih biru pucat saat Dontol dan Ucup mengendap-endap keluar dari rumah, membawa ransel berisi peta, senter, kompas plastik, dan mie instan. Mereka belum tahu ke mana tepatnya arah "Perut Dunia", tapi menurut peta, langkah awalnya ada di dekat Gentong Batu—sebuah gentong tua di tengah kebun belakang yang konon tak pernah kosong airnya.
“Gentong ini peninggalan kakek gue. Kata orang kampung, airnya bisa nyembuhin jerawat,” gumam Ucup, menatap gentong besar itu dengan bingung.
Namun, sebelum mereka sempat menyelidiki lebih jauh, suara berat memecah suasana.
"Jangan macam-macam dengan gentong itu."
Mereka menoleh cepat. Dari balik pohon pisang, muncul sosok jangkung berkulit legam dengan topi caping lebar. Dialah Dono Sutono, tetangga yang jarang bicara, terkenal karena hobinya mengumpulkan batu akik dan burung hantu.