Perjalanan ke Bukit Belik Gede bukan hal mudah. Jalanan menanjak penuh lumpur, dan satu-satunya kendaraan yang lewat hanyalah gerobak pembawa kambing. Dontol dan Ucup memilih jalan kaki, ditemani suara jangkrik dan napas yang makin berat.
“Menurut peta Boriel, pohon jambunya di belakang batu besar berbentuk kepala bebek,” ujar Ucup sambil ngos-ngosan.
Saat mereka hampir mencapai puncak, kabut tiba-tiba turun. Udara menjadi dingin, dan pepohonan seolah berbisik. Dari balik semak, muncul bayangan seorang wanita berkerudung kain lusuh, dengan rambut panjang menutupi wajah.
“Siapa kalian?” suaranya pelan tapi menggema.
Dontol memberanikan diri. “Kami cari Kunci Kipaskara. Kami harus ke Perut Dunia.”
Wanita itu melangkah pelan. Dari dekat, wajahnya mulai terlihat. Ia tak muda, tapi tak juga tua. Matanya tajam, dan satu alisnya berbentuk petir.