Setelah bertarung melawan bayangan mereka sendiri dan lolos dari kobaran Api Nurani, Dontol dan Ucup terduduk lelah di lantai batu Kota Runtara.
Ucok Subejo datang membawa gulungan kulit naga berwarna keemasan.
“Inilah Peta Langit Kipaskara,” katanya sambil menyodorkannya. “Tapi ini bukan peta biasa. Kalian butuh orang yang bisa membacanya. Cari Dono Sutono, dia satu-satunya.”
“Siapa dia?” tanya Ucup sambil menatap gulungan itu penuh curiga.
“Orang yang bisa membaca bintang meski langit tertutup batu. Ia tinggal di Menara Gagak, tempat yang tak semua orang bisa temukan.”
Dontol mengangguk. “Kami akan ke sana.”