Door's Mystery

Farikha Salsabilla Putri
Chapter #2

Menjelajahi Kerajaan Valoria

Bab 2 : Menjelajahi Kerajaan Valoria

Seraphina dengan mata biru yang tajam dan rambut hitam bergelombang yang terurai lembut, menunggangi kuda bersama Pangeran Adrian dan para ksatria lainnya. Mereka menelusuri hutan Avalon, udara sejuk dan aroma pinus memenuhi paru-paru Seraphina. Mereka bergegas menuju Kerajaan Valoria, tempat di mana Adrian akan dilantik sebagai pewaris tahta. Kuda-kuda mereka berlari kencang, mencabik jarak antara mereka dan gerbang istana.

Seraphina menarik napas dalam-dalam, menghirup udara sejuk yang beraroma pinus dan tanah basah. Sinar matahari menembus dedaunan, menciptakan corak cahaya yang menawan di lantai hutan. Seolah hutan itu merangkul mereka, menenangkan jiwa dan mengusir rasa gelisah yang selama ini menggerogoti hati Seraphina.

“Wah, hutan ini asing bagiku, tapi sangat menyenangkan meskipun banyak hewan buasnya,” puji Seraphina, sambil menatap pemandangan hutan dengan dirinya di tunggangan kuda bersama Adrian.

“Tenang, Nona. Oh, ya. Namamu siapa, Nona?” tanya Adrian, ia lupa menanyakan nama gadis itu.

“Namaku Seraphina,” jawabnya.

“Adrian ini wajahnya mirip dengan John. Apa ada maksud lain aku dikirim ke dunia ini?” gumam Seraphina merasa heran.

“Dunia ini dinamakan Negeri Avalon. Hutan yang indah ini juga bagian dari Avalon. Negeri kami terkenal dengan sihir, keindahan, dan kekuatan militernya,” jelas Adrian, berusaha untuk memberi pemahaman kepada Seraphina.

Di antara dedaunan hijau dan gemerisik angin, Seraphina bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah aku hanya sekadar bayangan di dunia ini, atau ada takdir yang menantiku?”

“Namamu Seraphina, ya? Namamu cantik,” puji balik Adrian.

“Iya, Yang Mulia. Panggil saya Seraphina saja. Tidak perlu kau memanggilku dengan sebutan ‘nona' aku tidak nyaman.” Seraphina berusaha mengakrabkan diri di dunia Avalon.

“Hmm, baiklah.” Adrian berbalik ke Seraphina yang duduk dibelakangnya sambil menunggangi kuda bersama.

“Yang Mulia. Perjalanan ini pasti menyenangkan karena kau ditemani oleh gadis cantik, kan?” rayu ksatria teman Adrian, membuatnya jadi salah tingkah.

“Apa maksudmu? Fokus saja dengan perjalanan kita!” tegur Adrian, tidak ingin salah tingkahnya diketahui oleh Seraphina.

Mereka sudah keluar dari hutan Avalon dan memasuki wilayah Kerajaan Valoria. Di sana, para penduduk tengah asyik berdagang, membeli, dan anak-anak yang bermain kejar-kejaran. Seraphina merasa Kerajaan Valoria sangat indah dan nyaman tidak ada kegelapan sama sekali di sana.

Sesampainya di gerbang istana yang megah, para prajurit berzirah menyambut mereka. Para prajurit itu memberi hormat kepada Adrian lalu membukakan gerbang untuknya.

Seraphina terkesima dDengan kemegahan istana yang penuh detail. Taman hijau, kupu-kupu yang berterbangan, tembok menjulang tinggi, dan bangunan kokoh menampilkan arsitektur khas Eropa. Istana itu berdiri megah, bagaikan mimpi yang terukir dalam batu. Taman hijau bermandikan cahaya mentari, kupu-kupu menari di antara bunga-bunga, dan tembok tinggi menjulang ke langit, menandakan kejayaan sebuah kerajaan.

Banyak pelayan istana, prajurit, dan pengawal kerajaan memberi hormat kepada Adrian setelah melewati mereka. Setibanya di aula istana, Adrian membawa Seraphina masuk ke dalamnya.

Di sana, sudah ada seorang wanita paruh baya berpakaian gaun kerajaan berwarna cokelat emas dengan rambutnya disanggul didampingi mahkota khas seorang ratu kerajaan. Adrian pun menyapanya, “Ibu, aku sudah pulang.”

“Adrian? Di belakangmu itu siapa?” tanya Ratu Helena melirik ke arah Seraphina.

Lihat selengkapnya