Bab 4 : Simbol Rahasia dan Awal Pencarian Kebenaran
Seraphina memejamkan matanya sejenak, mendengarkan suara langkah kakinya yang menggema di koridor panjang istana. Malam itu begitu sunyi, bahkan suara angin yang biasanya melintasi jendela besar tampak enggan mengganggu keheningan. Setelah kejadian buruk di rumahnya selama ini dengan sang ayah, ia merasa perlu waktu untuk menyendiri. Namun, rasa penasaran yang menggelitik hatinya terus membawanya ke sudut istana yang belum pernah ia jelajahi.
Ia menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kayu tua yang selama ini terabaikan. Pintu itu, meski usang, memiliki aura misterius yang memanggil-manggilnya. Seraphina teringat akan larangan istana: “Jangan pernah mencoba membukanya!” Namun, malam ini, larangan jtu seperti angin lalu. Ia menarik napas dalam, tangannya gemetar saat menyentuh pegangan pintu. Dengan sedikit tenaga, pintu itu terbuka, memperlihatkan ruangan gelap yang dipenuhi debu dan sarang laba-laba.
Di tengah ruangan itu, ada sebuah meja baru yang besar, di atasnya terukir simbol berbentuk mahkota dan bintang bercabang tujuh. Seraphija menatap simbol itu dengan perasaan bercampur aduk. Simbol ini tampak familiar, seperti sesuatu dari masa lalunya. Pikirannya seketika melayang ke John, pria yang membatalkan pertunangan dengannya. Simbol itu adalah lambang keluarga cinta pertama John, Amelia, sebuah bukti tak terbantahkan bahwa ada kaitan antara Kerajaan Valoria dengan John yang mirip dengan Adrian dan Amelia, mantan kekasihnya. Sebelum masuk ke dunia Avalon, Seraphina sudah menyelidiki dan mengetahui simbol keluarga Amelia.
“Kenapa simbol ini ada di sini?” gumamnya dengan suara bergetar.
Simbol itu tidak hanya menggugah kenangan tentang Amelia, tetapi juga menciptakan sebuah hipotesis mengerikan. Ia teringat cerita-cerita buram tentang kematian ibunya, Aurora, yang hingga kini masih menjadi teka-teki besar. Apakah mungkin kematian ibunya berkaitan dengan keluarga John? Dan jika iya, apa alasannya?
Seraphina tahu, ia tidak bisa tinggal diam. Ia harus mencari tahu kebenaran, bahkan jika itu berarti menggali rahasia yang tersembunyi di balik tembok istana.
***
Hari berikutnya, Seraphina memutuskan untuk berbagi temuannya dengan satu-satunya orang yang ia percaya di istana: Lucian. Tanpa dia tahu kalau Lucian memiliki niat terselubung di balik kedekatannya dengan istana. Lucian memiliki kecerdasan tajam dan insting kuat, dua hal yang membuatnya menjadi sekutu berharga.
“Jadi, kau menemukan simbol keluarga dari kerajaan lain di ruang rahasia?” tanya Lucian dengan nada penasaran.
Seraphina mengangguk. “Simbol itu milik mantan pacar John, tunanganku. Aku tidak tahu apa artinya, tetapi aku yakin ada kaitannya dengan ibuku. Aku merasa ... ada sesuatu yang tidak beres di sini.”
Lucian menatapnya serius. Ia dapat melihat kegelisahan di mata Seraphina, tetapi juga tekad yang membara. “Kalau begitu, kita harus mencari tahu lebih banyak. Kau yakin tidak ada yang tahu tentang penemuanmu?”
“Tidak ada,” jawab Seraphina. “Tapi aku butuh bantuanmu untuk menyusuri setiap sudut istana ini. Aku tidak bisa melakukannya sendirian.”