Door's Mystery

Farikha Salsabilla Putri
Chapter #5

Strategi

Bab 5 : Strategi

Setelah beberapa kali bertemu di istana Valoria, Lucian dan Seraphina mulai menyusun rencana untuk menjelajahi rahasia istana yang lebih dalam. Lucian yang menyamar sebagai seorang prajurit biasa, berhasil mendapatkan kepercayaan Seraphina dengan kehangatan dan sikapnya yang penuh perhatian. Namun, niat Lucian tak sepenuhnya bersih. Ia memiliki tujuan tersembunyi: menemukan pedang sihir yang legendaris. Meski demikian, saat menghabiskan waktu bersama Seraphina, ia mulai merasakan sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar sekutu strategis.

Suatu malam, di taman istana yang sepi, Lucian mengajak Seraphina untuk berbicara serius. Udara malam yang sejuk dipenuhi dengan aroma bunga melati, menciptakan suasana yang intim tapi tegang.

“Seraphina,” Lucian memulai dengan nada pelan tapi serius. “Aku pikir, jika kita ingin mengungkap lebih banyak tentang misteri ini, kita harus bekerja sama. Kau tahu, aku punya pengalaman dengan hal-hal seperti ini.”

Seraphina yang tengah memetik bunga mawar putih, menoleh dengan alis sedikit terangkat. “Bekerja sama? Maksudmu, kita menyelinap ke dalam wilayah istana yang dijaga ketat? Itu berbahaya, Lucian.”

“Tentu saja berbahaya,” balas Lucian, matanya berkilat penuh keyakinan. “Tapi bukankah kau ingin tahu lebih banyak? Tentang orang sihir, tentang keluargamu, tentang ... semua yang selama ini tersembunyi darimu?”

Seraphina terdiam. Kata-kata Lucian mengena di hatinya. Sebagai seorang yang selalu terkurung dalam kebingungan dan rasa ingin tahu tentang asal-usulnya, ia merasa tawaran Lucian adalah peluang besar.

Dalam percakapan itu, Lucian akhirnya mengungkap sesuatu yang telah ia simpan rapat-rapat. Ia bercerita tentang pedang sihir yang konon dapat memusnahkan kejahatan besar di dunia Avalon.

“Pedang itu,” ucap Lucian dengan nada misterius, “bukan hanya simbol kekuatan. Ada cerita yang mengatakan bahwa ia terikat dengan garis keturunan tertentu. Dan aku percaya, Seraphina, bahwa pedang itu mungkin memiliki hubungan dengan keluargamu.”

Mata Seraphina melebar. “Keluargaku? Maksudmu, ini semua ada kaitannya dengan ibu kandungku?”

Lucian mengangguk. “Aku tidak bisa memastikan, tapi aku memiliki informasi bahwa pedang itu disembunyikan di sekitar wilayah istana ini. Jika kita bisa menemukannya, mungkin kita bisa mengungkap kebenaran tentang masa lalu ibumu.”

***

Keesokan harinya, setelah perbincangan itu, mereka memutuskan untuk mulai mencari jalan menuju lokasi pedang sihir. Mereka sepakat untuk bertemu di sebuah lorong rahasia yang Lucian temukan selama penyamarannya. Lorong itu mengarah ke ruang penyimpanan tha di bawah istana.

Dengan lentera kecil di tangan, mereka bergerak hati-hati menyusuri lorong gelap. Seraphina merasa jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Bukan hanya karena rasa takut ketahuan, tetapi juga karena kehadiran Lucian yang begitu dekat dengannya.

Lihat selengkapnya