Door's Mystery

Farikha Salsabilla Putri
Chapter #5

Titik Balik yang Tak Terduga

Lewat koridor yang tenang dan hanya disinari oleh cahaya matahari lewat jendela, seorang prajurit dengan seragam lengkap berjalan menyusuri koridor tersebut dengan jubah yang berkibar mengikuti langkah kakinya. Tatapannya jatuh pada sebuah pintu yang tampak usang, tetapi ia tidak ragu untuk berhenti di depan ruangan tersebut dan melihat sekitarnya tanpa berlagak mencurigakan. Ketika yakin jika tidak ada yang memantau, ia masuk dan menutup pintunya, kemudian mengeluarkan sebuah perkamen dari balik jubahnya.

Lucian berbisik pada dirinya seraya membaca tulisan di atas perkamen yang ia buat, “Akhirnya, aku berhasil menyusup ke dalam istana Valoria. Informasi yang kudapatkan sebelumnya mengenai pedang sihir yang disimpan di sini tampaknya akurat. Tinggal mencari cara untuk mendapatkannya tanpa menarik perhatian.”

Derit pintu tiba-tiba tertangkap oleh pendengaran Lucian yang membuatnya seketika menggulung perkamen, menyembunyikannya di balik jubah. Ia berbalik untuk melihat siapa yang masuk ke dalam ruangan dengan pintu rusak seperti ini, karena jika orang itu penting, maka situasi ini tidak akan berakhir dengan baik. Namun, sosok yang ia lihat justru membuatnya menghela napas lega meski hanya sejenak.

“Yang Mulia, maafkan saya mengganggu. Ada kabar penting yang harus saya sampaikan,” ucap salah seorang pelayan istana Valoria yang bekerjasama dengan Lucian.

Lucian dengan nada tenang bertanya, “Apa yang terjadi?”

”Baik, kami baru saja menerima seorang pelayan wanita, tetapi ada rumor mengatakan bahwa ia bukanlah wanita biasa,” ucap pelayan itu yang membuat Lucian menaikkan satu alisnya, sehingga pelayan tersebut melanjutkan, “Sayangnya, belum ada dari kami yang melihat Seraphina, pelayan baru ini, menunjukkan kemampuannya. Jadi, semuanya masih berbentuk rumor.”

Lucian mengerutkan dahinya. “Seraphina?” tanyanya, “pelayan baru dengan kemampuan khusus? Menarik. Meski begitu, apakah dia berbahaya?”

“Tidak, Yang Mulia. Dia terlihat sangat ramah dan cekatan dalam bekerja. Hanya ada sesuatu yang sedikit janggal dengannya. Saya tidak yakin apa itu, tapi ada firasat bahwa dia bukan pelayan biasa.”

Lucian mengangguk dan berkata, “Bagus. Aku akan mengawasi situasi ini lebih lanjut. Pastikan kau tetap mengamati dan melaporkan setiap apa yang terjadi di istana ini.”

“Tentu, Yang Mulia. Saya akan terus waspada dan memperhatikan mereka.”

Pelayan itu membungkuk hormat dan keluar dari ruangan, meninggalkan Lucian sendirian. Lucian kembali mengeluarkan gulungan perkamennya dan membacanya dengan seksama.

Lucian bergumam dalam hati, “Pedang sihir itu harus ada di suatu tempat di istana ini. Aku harus menemukannya sebelum orang lain menyadari keberadaanku.”

Lucian bergerak dengan hati-hati, memeriksa setiap sudut ruangan, mencari petunjuk tentang lokasi pedang sihir yang dicarinya. Wajahnya terpancar bertekad yang kuat, tekad untuk menemukan benda berharga itu.

Sementara itu, di tempat lain di istana, Seraphina, seorang pelayan baru yang menarik perhatian, sedang bertugas membersihkan salah satu koridor. Dia tampak cekatan dan efisien dalam pekerjaannya, akan tetapi ada sesuatu yang berbeda darinya. Matanya menyiratkan kewaspadaan dan kecerdasan yang jauh melampaui seorang pelayan biasa.

Seraphina berjalan cepat menyusuri koridor istana, membawa nampan berisi makan siang untuk Adrian. Jantungnya berdegup kencang, pikiran bercabang kemana-mana. Ia tak habis pikir kenapa tiba-tiba Adrian memintanya untuk mengantarkan makanan ke ruangannya. Jarang sekali pangeran muda melakukan hal seperti ini.

Sampai di depan pintu ruangan Adrian, Seraphina menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Dengan hati-hati, Ia mengetuk pintu.

“Masuk” terdengar suara berat Adrian dari dalam.

Seraphina mendorong pintu perlahan dan melangkah masuk. Dilihatnya Adrian duduk di balik meja kerjanya, menatapnya tajam.

“Taruh di sana,” perintahnya singkat, menunjuk ke meja di dekat jendela.

“Baik.” Serap bergegas meletakkan nampan di atas meja. Saat hendak berbalik, Adrian memanggilnya.

Lihat selengkapnya