Door's Mystery

Farikha Salsabilla Putri
Chapter #7

Pertanyaan yang Mengganggu

Seraphina berjalan dengan langkah gontai, masih tenggelam dalam pikirannya tentang pertemuan anehnya dengan penyihir misterius kemarin. Siapa sebenarnya pria itu? Apa tujuannya datang ke Valoria? Dan apakah ia benar memiliki izin untuk mencari benda-benda pusaka di sini?

Tanpa sadar, Seraphina menabrak seseorang di persimpangan. Pandangannya terangkat dan ia terkejut melihat Pangeran Adrian berdiri di hadapannya, menatapnya dengan sorot mata yang tajam.

“Seraphina, apa kamu tidak lihat kalau saya lewat?” tanya Adrian, heran melihat pelayannya tanpa begitu terganggu.

Seraphina berdeham pelan, berusaha menenangkan dirinya. “Maaf, Yang Mulia. Saya hanya sedikit melamun tadi.” Ia mencoba tersenyum, meski tidak bisa menyembunyikan kegundahan di wajahnya.

Adrian mengernyit. “Melamun? Kamu terlihat gelisah. Apa yang sedang kamu pikirkan sampai menabrak saya begini?”

Seraphina ragu sejenak. Apakah ia harus menceritakan tentang pertemuannya dengan penyihir itu? Bagaimana jika Adrian tidak percaya padanya? Atau lebih buruk lagi, jika ia justru menyangka Seraphina terlihat dalam sesuatu yang berbahaya?

“Saya hanya sedang tidak enak badan saja, Yang Mulia,” Seraphina akhirnya beralasan, berharap Adrian tidak akan mendesak lebih jauh.

Namun, Adrian tampaknya tidak sepenuhnya puas dengan jawaban Seraphina. Matanya menyipit, mengamati pelayannya dengan cermat. Ia tahu Seraphina sedang menyembunyikan sesuatu.

***

Seraphina menghela napas panjang, matanya menelusuri tiap rak buku yang membentang di depannya. Suasana perpustakaan yang sepi dan tenang membuat pikirannya melayang ke mana-mana.

“Kenapa aku hanya disuruh menunggu di sini? Seolah-olah aku hanya boneka pajangan,” gumamnya pelan. Jemarinya menelusuri punggung buku-buku tua di hadapannya, mencoba mengalihkan perhatian dari rasa bingungnya.

Tiba-tiba, suara langkah kaki menggema di koridor, menandakan seseorang mendekat. Seraphina menoleh dan mendapati Adrian, sang Oange, berjalan dengan terburu-buru menuju ke arahnya.

“Seraphina, saya ingin membicarakan sesuatu denganmu,” ujar Adrian, suaranya datar tanpa emosi.

Seraphina mengangguk, mencoba bersikap tenang. “Tentu, Yang Mulia. Ada apa?”

Adrian terdiam sejenak, matanya menatap lurus ke arah Seraphina. “Aku memperhatikanmu akhir-akhir ini. Kamu terlihat bingung dan tidak nyaman berada di sini.”

Seraphina tersentak, tidak menyangka Pangeran akan memperhatikannya sedemikian rupa. “Ah, ya... memang, saya merasa sedikit tidak berguna berada di sini. Saya hanya disuruh menunggu dan membaca buku-buku sejarah.”

Lihat selengkapnya