Door's Mystery

Farikha Salsabilla Putri
Chapter #9

Rahasia di Balik Jendela



Sejak malam itu, Seraphina masih bertukar pesan secara diam-diam dengan Lucian. Keduanya saling memanfaatkan antara satu sama lain untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Lewat burung yang selalu terbang ke jendela kamar Seraphina, Lucian mengirimkannya pertanyaan dan informasi penting dari negeri seberang. Seraphina juga diberitahu bahwa ia burung itu sudah dikenakan sihir, jadi tidak mungkin orang biasa akan melihatnya. 


Pagi ini, Seraphina dipanggil oleh pimpinan pelayan untuk menghadap Adrian. Pemuda itu memintanya datang ke kamar pribadinya. Ini pertama kalinya Seraphina ikut serta dengan pelayan lain yang memang bertugas untuk menjaga kerapian kamar Pangeran Adrian. Namun, Seraphina merasa bahwa Adrian tidak memanggilnya semata-mata hanya untuk menjaga kerapian kamar. 


Dan benar saja dugaannya. Saat tiba di kamar Adrian, pangeran itu meminta untuk berbicara dengan Seraphina secara empat mata di ruang baca yang berada di kamar pribadinya. Semua pelayan yang mendengarnya mulai berbisik-bisik, membuat Seraphina menyadari bahwa panggilan ini menyimpan sesuatu yang tidak biasa. 


Seraphina mengikuti Adrian dengan hati-hati. Langkah kakinya yang anggun bergerak menyusuri koridor yang sepi. Saat tiba di ruang baca, Adrian mempersilakan Seraphina duduk di salah satu kursi yang nyaman. Pangeran itu menutup pintu, memastikan mereka tidak akan terganggu. 


***


Ketika berada di dalam ruangan baca yang tenang itu, Pangeran Adrian pun bertanya pada Seraphina mengenai identitas dari penyamar yang saat itu meminta catatan benda pustaka di kerajaan. 


Seraphina menjawab dengan tenang, “Saya tidak yakin, Yang Mulia. Penyamar itu memperkenalkan dirinya sebagai penyihir dari negeri lain dan datang kemari untuk mencari catatan benda pustaka.” Seraphina juga memberitahukan pesan-pesan yang ditulis oleh penyihir itu yang dikirim lewat burung-burung. 


Addian pun memeriksa keseluruhan pesan tersebut dengan seksama, berusaha mengenali tulisan atau kertas yang digunakan. Namun, tidak ada yang mencurigakan, seolah catatan itu memang dikirim oleh seorang penyihir yang sedang berkelana di kerajaan. 


Akhirnya, Adrian mengenyampingkan catatan-catatan itu dan beralih memperhatikan Seraphina. “Bisa kamu ceritakan sedikit tentang masa lalumu? Di mana kamu tinggal sebelumnya? Apakah kamu juga berasal dari kerajaan lain dan menyasar ke Kerajaan Valoria ini?”


Pertanyaan Adrian membuat Seraphina terdiam sesaat. Ia tampak ragu-ragu, tidak yakin apakah ia harus jujur atau tidak. Adrian pun menunggu dengan sabar, memperhatikan wajah Seraphina yang penuh keraguan. 


Akhirnya, Seraphina menjawab dengan suara lembut, “Saya tidak mengingat apa-apa, Yang Mulia. Saat itu, saya tahu-tahu sudah berada di tengah hutan ketika saya mencari Ibu saya. Saya memang tidak tahu dadi mana saya berasal.”


Adrian terdiam, pikirannya sibuk mencoba membaca ekspresi Seraphina. Apakah wanita itu sedang berbohong? Namun, sejak awal, Seraphina memang selalu terlihat seperti wanita yang tersesat, bukan berasal dari kerajaan ini. 


Lihat selengkapnya