Door's Mystery

Farikha Salsabilla Putri
Chapter #13

Pencarian yang Terhenti

Seraphina terbangun dengan dada yang terasa berat, seolah ada beban besar menekankan napasnya. Ia batuk-batuk, matanya masih berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya redup yang menyusup masuk melalui celah-celah gubuk kayu. Tempat tidur kasar yang ditidurinya, dinding-dinding kayu yang retak, dan suara angin yang berdesir lembut dari luar. Perlahan-lahan, ingatannya mulai kembali. Seraphina ingat bagaimana dia berada di tepi sungai, menunggu Pangeran Adrian yang tak kunjung datang. Kemudian, sebuah pukulan keras yang tiba-tiba menghantam kepalanya. Selebihnya, hanya kegelapan yang ia ingat.

“Syukurlah, kau sudah sadar, Nona,” suara lembut seorang wanita tua mengalihkan perhatian Seraphina. Wanita itu, dengan keriput di wajahnya menandakan usia lanjut, mendekat dengan membawa semangkuk air. Di belakangnya, seorang pria tua dengan rambut putih berdiri dengan tatapan khawatir.

“Di mana aku?” tanya Seraphina, suaranya serak dan nyaris tak terdengar.

“Kau berada di rumah kami, di pinggir hutan,” jawab pria tua itu. “Kami menemukanmu tergeletak di ujung sungai, hampir tidak bernapas. Kau terluka parah, dan butuh waktu berhari-hari untuk pulih.

Seraphina meraba kepalanya, merasakan nyeri di tempat yang dipukul. Ia mencoba duduk, tetapi tubuhnya masih lemah. “Apa yang terjadi padaku?”

Wanita itu duduk di tepi tempat tidur, menyodorkan semangkuk air. “Kau terkena sihir hitam, Nona. Tongkat yang menghantamu membawa kutukan yang hampir merenggut nyawamu. Jika suamiku tidak menemukanmu lebih awal, mungkin kau sudah...” wanita itu berhenti, tak ingin melanjutkan kalimatnya.

Seraphina menggenggam mangkuk itu, menyesap airnya perlahan. “Terima kasih. Terima kasih telah menyelamatkanku,” ucapnya dengan suara pelan, tetapi penuh rasa syukur.

“Jangan khawatir tentang itu,” jawab pria tua tersebut. “Kamu hanya perlu memulihkan dirimu dulu. Hutan ini tak selalu ramah, terutama bagi mereka yang tidak mengenalnya.”

***

Lihat selengkapnya