Dormitory Tales : A Love Story

Nisa
Chapter #2

Bab 2


Sesampainya di kamar, Olivia merasakan kegembiraan yang campur aduk dengan rasa canggung. Kamar yang sederhana namun cukup luas itu tampak nyaman, dengan tempat tidur berjejer di sisi kiri dan kanan ruangan. Di dekat jendela, ada meja belajar dan rak buku yang terisi beberapa buku dan barang-barang pribadi.

Namun, perhatian Olivia langsung teralihkan ketika ia melihat tiga teman sekamarnya yang sudah duduk dan mengobrol di sekitar tempat tidur mereka. Mereka tampaknya sudah cukup akrab satu sama lain, tertawa-tawa ringan saat Olivia memasuki kamar.

"Oh, kamu pasti Olivia, kan?" sapa Ruby Anjani Kaloko, yang duduk di tepi tempat tidur dengan ekspresi ceria. Ruby adalah teman satu jurusan dengan Olivia, sama-sama dari Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), dan terlihat sangat kekinian dengan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai. Wajahnya juga sangat cantik, membuat Olivia langsung merasa sedikit minder.

"Iya, aku Olivia!" jawab Olivia, tersenyum malu-malu. "Kamu Ruby, kan?"

Ruby tertawa ringan. "Iya, bener! Senang bisa sekamar sama kamu. Kita pasti bakal seru-seruan!" Ia melambaikan tangan, mengajak Olivia untuk duduk di tempat tidur.

Di tempat tidur sebelah, Shafa Amalia, siswa dari Teknik Kendaraan Ringan (TKR), sedang duduk dengan sikap santai namun penuh percaya diri. Shafa memiliki rambut pendek dan gaya berpakaian yang casual, meskipun sudah di asrama, ia tampak seperti siap pergi nongkrong. Shafa memberikan senyuman ramah kepada Olivia.

"Wah, kamu anak TKJ, ya? Pasti sering ngobrol sama anak TKR ih nanti, kan? Kita kan sering satu kelas bareng waktu di luar nanti sesuai tradisi di sini." Shafa tertawa sambil menyatukan tangannya di belakang kepala.

"Iya, sih. Kayaknya sih bakal seru juga ya, bisa kenal banyak teman dari jurusan yang berbeda," jawab Olivia, merasa lebih nyaman setelah saling berkenalan.

Di sudut lain, Farah Salsabila, siswa dari Teknik Gambar Bangunan (TGB), terlihat tenang dan lebih fokus pada buku sketsanya. Dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai rapi dan sedikit tertunduk, Farah tampak lebih pendiam, namun jelas bahwa ia memiliki daya tarik tersendiri. Meskipun tidak terlalu banyak berbicara, Olivia bisa merasakan aura cerdas dan sedikit misterius dari Farah.

"Hai, Farah. Kamu anak TGB, ya?" sapa Olivia, mencoba membuka percakapan. Farah mengangkat wajahnya, tersenyum tipis, dan mengangguk pelan.

"Iya. Senang bisa sekamar. Semoga kita bisa saling belajar satu sama lain," jawab Farah dengan nada lembut.

Olivia duduk di tempat tidur kosong yang sudah disiapkan untuknya dan mulai merasa sedikit lebih lega. Meskipun mereka semua berasal dari jurusan yang berbeda, Olivia mulai merasakan kenyamanan di kamar ini. Masing-masing dari teman sekamarnya memiliki karakter yang berbeda—Ruby yang ceria dan kekinian, Shafa yang penuh semangat, dan Farah yang tenang dan bijaksana.

"Pasti seru, deh! Aku bisa belajar banyak hal dari kalian," pikir Olivia dalam hati sambil tersenyum. "Ini bakal jadi tahun yang seru!"

Mereka melanjutkan obrolan ringan, mulai merencanakan kegiatan di asrama dan berbicara tentang pengalaman mereka masing-masing di hari pertama. Tanpa disadari, rasa canggung yang Olivia rasakan sebelumnya perlahan hilang, dan dia mulai merasa sangat bersemangat menghadapi petualangan asrama ini.

Lihat selengkapnya