Dormitory Tales : A Love Story

Nisa
Chapter #4

Bab 4

Saat Ruby dan Olivia tiba di Ruang Makan A, mereka langsung disambut oleh suasana ramai. Banyak siswa sudah duduk di meja masing-masing, beberapa tampak saling mengenal, sementara yang lain terlihat gugup seperti mereka. Di setiap meja, ada papan kecil bertuliskan nomor meja beserta daftar nama penghuninya.

"Olivia, lihat! Nama kita ada di meja 12," bisik Ruby sambil menunjuk daftar nama yang tertempel di salah satu meja di sudut ruangan.

Olivia menelan ludah, gugup. "Iya... tapi lihat siapa aja yang duduk bareng kita. Ada kakak kelas, Ruby! Gimana kalau mereka galak?"

Ruby mencoba tersenyum untuk menyemangati sahabat barunya. "Nggak apa-apa, Liv. Kita kan cuma makan bareng. Lagian, siapa tahu mereka baik."

Mereka perlahan mendekati meja 12. Beberapa kursi sudah terisi. Seorang kakak kelas berpenampilan rapi, dengan rambut klimis, terlihat membaca daftar di tangannya. Ruby berbisik ke Olivia, "Itu pasti kakak Raihan yang tadi teriak di halaman asrama."

Raihan, yang merupakan Ketua OSIS sekaligus senior yang disegani, berdiri di samping meja. Dengan suara tegas tapi tenang, ia mulai membaca nama-nama penghuni meja.

"Meja 12. Olivia Ardelia, Ruby Anjani Kaloko, Faizal dari 11 TKR, Bima Pradana Tanjung dari 11 TKJ, Fahru Rozi dari 12 TKR, dan Aisyah Ramadani dari 12 TKJ. Silakan duduk sesuai daftar."

Ruby dan Olivia saling pandang, lalu mengangguk kecil sebelum duduk di kursi yang masih kosong. Ruby duduk di samping Olivia, sementara Bima dan Faizal sudah duduk lebih dulu di seberang mereka. Kak Fahru, siswa bertubuh tinggi dengan seragam rapi, duduk di ujung meja, sedangkan Kak Aisyah, satu-satunya kakak perempuan, tampak tersenyum ramah saat melihat mereka.

"Hai, kalian kelas 10, ya?" tanya Kak Aisyah dengan nada lembut.

Ruby langsung mengangguk. "Iya, Kak. Saya Ruby, ini Olivia. Kita dari TKJ."

"Wah, sama dong aku juga TKJ. Tapi udah kelas 12," balas Kak Aisyah sambil tersenyum lebih lebar. "Santai aja, nggak usah tegang gitu. Kita di sini buat makan, kok."

Sementara itu, Kak Fahru, yang duduk di samping Kak Aisyah, hanya mengangguk kecil sebagai sapaan. Ia terlihat pendiam, tidak terlalu tertarik untuk berbicara.

Faizal, siswa dari 11 TKR, mencoba mencairkan suasana. "Baru hari pertama aja udah kelihatan seru, ya. Tapi jangan kaget kalau nanti ada yang lebih heboh."

Bima, yang duduk di samping Faizal, ikut menimpali. "Iya, biasanya hari pertama ini cuma pemanasan. Tunggu aja besok kalau mulai kegiatan baris-berbaris atau tugas kelompok. Kelas 10 kayak kalian pasti bakal dapat banyak pengalaman baru."

Ruby dan Olivia hanya tersenyum canggung, masih menyesuaikan diri dengan suasana baru. Tapi melihat senyum ramah Kak Aisyah dan gurauan ringan dari Bima dan Faizal, mereka mulai merasa lebih nyaman.

"Oh iya, kalian bawa apa aja ke asrama? Jangan-jangan ada yang nyelundupin camilan?" tanya Bima sambil mengangkat alis dengan nada bercanda.

Ruby dan Olivia langsung saling pandang sambil menahan tawa. "Hehe, nggak ada, Kak... cuma bawa yang diizinin aja," jawab Ruby, berusaha menutupi fakta bahwa mereka semalam sudah berbagi camilan diam-diam.

Suasana di meja 12 mulai mencair. Mereka saling memperkenalkan diri lebih lanjut, berbicara tentang jurusan masing-masing, dan bertukar cerita tentang kesan pertama di asrama. Olivia yang awalnya gugup mulai merasa lebih nyaman, terutama karena Kak Aisyah terus memberikan dukungan dengan kata-kata ramah.

Saat semua siswa sudah berkumpul di ruang makan, suasana menjadi hening. Di bagian depan ruangan, Ketua OSIS, Raihan, berdiri dengan tegap di samping seorang pria dewasa berbadan tegap yang mengenakan seragam koki—Pak Brata, chef utama yang bertanggung jawab atas menu makanan para siswa asrama.

Raihan mengambil mikrofon dan berkata dengan suara lantang, "Sebelum kita memulai sarapan, mari kita ikuti upacara makan pagi. Saya tunjuk Arya Zaki Lubis dari kelas 12 TKJ sebagai pemimpin upacara makan hari ini. Arya, silakan maju ke depan."

Seorang siswa bertubuh tinggi dengan rambut rapi melangkah ke depan. Arya Zaki Lubis, salah satu siswa senior dari kelas 12 TKJ, dengan langkah percaya diri mengambil posisi di depan seluruh siswa. Dia berdiri tegap, menghadap Pak Brata, dan dengan suara lantang serta nada formal berkata:

Lihat selengkapnya