Saat jam menunjukkan pukul 7 pagi, para siswa berkumpul di halaman sekolah untuk mengikuti upacara bendera sebelum masa orientasi atau LDKS dimulai. Mereka berbaris sesuai jurusan—kelas 10, 11, dan 12 dari masing-masing program. Ruby dan Olivia berada di barisan kelas 10 TKJ, berdiri berdampingan, sementara siswa dari jurusan lain berbaris terpisah.
Upacara pagi itu dipimpin oleh siswa kelas 12 TGB. Mereka memancarkan aura yang sangat memukau. Postur tegap, seragam yang rapi, dan pembawaan percaya diri dari para senior membuat banyak mata tak bisa berhenti memperhatikan, termasuk Ruby dan Olivia.
Ruby menoleh ke Olivia, berbisik pelan. "Liv, ini TGB atau sekolah modeling, sih? Lihat aja mereka, ganteng dan cantik semua."
Olivia menahan tawa kecil. "Kamu terlalu banyak nonton drama, Rub. Fokus deh, nanti kak Raihan dengar, kita kena marah."
Namun, perhatian Ruby kembali teralihkan ke barisan mereka sendiri. Tepat di depan, seorang siswa kelas 10 TKJ bernama Bagas Yudha berdiri sebagai pemimpin barisan. Dengan postur tinggi, wajah cool, dan pembawaan yang tenang, Bagas benar-benar mencuri perhatian Ruby.
Bagas maju satu langkah, melapor dengan suara tegas dan lantang. "Lapor! Kelas 10 TKJ, jumlah 30 orang, lengkap! Siap!"
Ruby menatap Bagas tanpa sadar, lalu berbisik lagi pada Olivia. "Liv, itu Bagas Yudha ya? Tinggi banget, badannya bagus, terus suara dia waktu laporan barusan... keren banget."
Olivia melirik ke arah Bagas dan tersenyum kecil. "Iya sih, aku setuju. Dia kayaknya calon ketua kelas kita, deh. Baru hari pertama udah kayak pemimpin."
Ruby mengangguk setuju, tapi kemudian mencoba mengalihkan perhatian. "Ya ampun, kenapa cowok TKJ ada yang kayak gitu? Aku pikir anak TKJ tuh kayak anak warnet yang suka mabar."
Olivia tertawa kecil sambil menepuk bahu Ruby. "Ssst, nanti kedengaran, loh. Kalau kamu terlalu heboh, nanti malah malu sendiri."
Ruby pura-pura mengeluh, tapi dalam hati ia tak bisa berhenti memikirkan Bagas yang memimpin barisan dengan begitu wibawa. Selesai upacara, Ruby menoleh lagi ke Olivia sambil tersenyum kecil. "Liv, gimana ya caranya kenalan sama Bagas? Aku nggak mau kelihatan heboh, tapi penasaran banget."
Olivia tersenyum jahil. "Santai aja, Rub. Kita lihat nanti. Dia kan satu kelas sama kita, pasti ada kesempatan buat ngobrol. Tapi jangan langsung ngefans, ya."
Ruby tertawa kecil, pura-pura tidak peduli. Tapi di dalam hatinya, nama Bagas Yudha jelas mulai mencuri perhatiannya sejak pagi itu.
Di barisan sebelah kanan kelas 10 TKJ, tepatnya di barisan kelas 11 TKJ, Bima berdiri dengan tenang. Namun, sesekali dia mencuri pandang ke arah Olivia yang berada di barisan kelas 10. Saat kesempatan muncul, Bima menyenggol teman sebelahnya, lalu melirik Olivia sambil melemparkan senyuman kecil.
Sambil setengah berbisik namun cukup terdengar, ia berkata, "Dek, nanti makan siang jam 12 langsung datang ya. Kalau terlambat, bisa kena hukuman dari Kak Raihan."
Olivia menoleh dengan sedikit bingung, tapi akhirnya mengangguk pelan. "Oh, iya, Kak. Terima kasih sudah ngasih tahu." Ia berusaha menjaga suaranya tetap sopan, meski wajahnya tampak sedikit canggung.
Ruby yang mendengar percakapan itu langsung menyikut Olivia pelan. Begitu upacara selesai dan mereka berjalan menuju ruang kelas, Ruby tak bisa menahan godaannya.
"Liv, Liv! Baru hari pertama nih, udah diakrabin senior ganteng. Bima tuh terkenal loh di TKJ. Kamu nggak lihat tadi dia sok cari perhatian?" Ruby memasang wajah jahil sambil menirukan gaya Bima yang melirik dan tersenyum tadi.