Dormitory Tales : A Love Story

Nisa
Chapter #11

Bab 11

Saat suasana kamar sudah mulai tenang, Shafa tiba-tiba berjalan ke arah Olivia dengan senyum penuh arti sambil membawa beberapa amplop. "Liv, ini buat kamu," katanya sambil menyerahkan sepucuk surat.

Olivia mengernyit heran sambil menerima surat itu. "Dari siapa ini?" tanyanya, penasaran.

Shafa mengangkat bahu santai. "Dari anak kelas aku. Namanya Jaya. Katanya dia mau kenalan sama kamu."

Ruby, yang sedang asyik membaca webtoon, langsung menutup ponselnya dan tertawa kecil. "Wah, Liv, hari pertama udah ada yang naksir. Cepat juga ya anak TKR bergerak."

Belum sempat Olivia membalas, Shafa kembali menyerahkan surat lain ke Ruby"Eh, Rub, ini buat kamu. Dari Gilang, teman sekelas aku juga. Dia kelihatannya suka banget sama kamu tadi pas istirahat."

Ruby terkejut dan membuka amplop itu dengan dramatis. "Apa-apaan ini?! Baru sehari di sekolah, udah ada surat cinta. Kak Malik aja nggak pernah nulis surat buat aku, tapi anak TKR udah sejauh ini."

Semua di kamar tertawa mendengar komentar Ruby.

Farah, yang tadinya sibuk dengan laptopnya, langsung tertarik ketika Shafa menyerahkan dua surat padanya. "Far, ini buat kamu. Dari Aditya dan Krisna, mereka juga teman sekelas aku. Sepertinya mereka rebutan, soalnya tadi Krisna nyelipin surat ini di tasku buru-buru pas Aditya lagi sibuk ngobrol."

Farah membuka amplop itu perlahan, wajahnya mulai merah. "Kok aku dapat dua? Ini serius nggak, sih?"

Shafa tertawa kecil. "Seriuslah. Anak-anak TKR itu emang nggak mau kalah. Kalau mereka suka, mereka langsung action."

Olivia membaca isi suratnya dengan wajah bingung, lalu menatap Shafa"Jadi, ini surat kenalan atau surat cinta? Kenapa kesannya terlalu formal, ya?"

Ruby ikut membaca suratnya, lalu memamerkan isinya ke Olivia"Liv, lihat nih, Gilang nulis kayak lagi ngelamar kerja. 'Salam kenal, Ruby. Nama saya Gilang, semoga kita bisa akrab.' Ya ampun, aku ini target atau apa?"

Farah, yang masih membaca kedua suratnya, mulai cekikikan. "Aduh, ini Aditya malah cerita panjang lebar soal hobinya main bola. Krisna nulis puisi, tapi puisinya aneh banget. Kayak hasil nyontek dari internet."

Semua tertawa terbahak-bahak mendengar cerita masing-masing.

Shafa menyilangkan tangan sambil duduk di kasurnya. "Ya gimana lagi, anak TKR kan nggak mau kalah saing. Mereka tahu geng Sunny ini eksis banget di asrama, makanya kalian langsung jadi target."

Ruby memelototi Shafa sambil mengibaskan suratnya. "Kamu nih ya, Shaf, biang keroknya. Kenapa surat-surat ini nggak langsung kamu buang aja?"

Shafa mengangkat bahu dengan senyum polos. "Aku cuma kurir, kok. Kalau mau protes, bilang aja langsung ke mereka."

Olivia akhirnya melipat suratnya dan meletakkannya di meja samping tempat tidurnya. "Oke, surat ini aku simpan dulu. Tapi aku nggak janji bakal bales, ya. Jaya atau siapa pun itu, mending langsung ngomong aja daripada ribet nulis surat."

Ruby menambahkan sambil menggoda. "Iya, sekalian kasih tahu, jangan cuma formal-formal doang. Kalau mau ngirim surat, sekalian kasih cemilan atau voucher boba, biar ada manfaatnya."

Semua di kamar kembali tertawa, sementara suasana perlahan berubah jadi lebih santai. Mereka melanjutkan obrolan ringan tentang pengalaman mereka hari pertama di sekolah, penuh tawa dan gurauan khas anak remaja.

Setelah semua surat selesai dibahas dengan tawa, Ruby tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap teman-temannya dengan ekspresi serius yang agak bercanda. "Eh, aku jadi penasaran, kenapa nggak ada anak TP yang naksir kita, ya? Padahal, anak-anak TP itu kan berlian semua, ganteng-ganteng! Kalau ngomongin Nathan, Satria, sama Galih, aduh, mereka tuh paket komplit banget!"

Farah mengangguk setuju sambil menopang dagunya dengan tangan. "Bener juga, ya. Nathan itu tinggi banget, rambutnya klimis, bawaannya kayak model. Terus Satria... aku nggak ngerti kenapa, tapi dia tuh punya aura yang bikin orang deg-degan, cool banget. Kalau Galih, aduh, senyumnya aja bisa bikin orang lemah."

Olivia, yang sedang memeriksa isi tasku, tiba-tiba ikut nimbrung. "Ya jelas nggak ada yang naksir kita. Anak TP itu sibuk sama tugas mereka, kan? Apalagi anak kelas 12, pasti tiap hari ngoprek mesin di bengkel. Mereka mungkin nggak punya waktu buat mikirin junior."

Shafa, yang tadinya asyik menggulung rambutnya, menyela sambil menyandarkan punggung ke dinding. "Tapi aku dengar dari anak TKR, katanya Nathan tuh punya fans banyak banget di sekolah. Setiap hari ada aja cewek yang nganterin makanan buat dia di bengkel."

Ruby langsung meledak dengan suara tertawa kecil. "Serius?! Ya ampun, mereka nganterin makanan, kayak Nathan tuh raja kerajaan TP. Tapi kalau dipikir-pikir, aku juga rela sih nganterin makanan buat dia. Kalau bisa, tiap hari aku bawain nasi padang lengkap!"

Lidya, yang dari tadi fokus main TikTok di pojok, tiba-tiba ikut menyambung sambil tersenyum simpul. "Kalau Satria beda lagi. Katanya, dia tuh tipe cowok yang diem-diem mematikan. Cewek-cewek suka banget sama vibe misteriusnya."

Lihat selengkapnya