Mereka akhirnya sampai di depan bengkel TKR. Dari kejauhan, mereka sudah bisa melihat beberapa senior yang sedang praktik, dan seperti biasa, perhatian mereka langsung tertuju pada geng Sunny.
Aldrich, dengan senyum lebar, langsung menyapa. "Eh, Ruby, kamu sama teman-teman baru mau kemana? Kok bawa kantong besar itu? Mau bikin pesta jajanan di sini?" Aldrich menggoda sambil menatap kantong plastik besar yang dibawa Ruby. Rozi yang mendengar itu, langsung ikut menimpali dengan ekspresi nakal. "Wah, Ruby, ternyata suka banget ya bawa-bawa makanan! Boleh dong, nanti kita barengan makan di bengkel!"
Ruby, yang sudah malu dengan perhatian itu, hanya bisa tersenyum kecut. "Gak usah deh, Kak. Ini cuma titipan dari abang gue. Lagian, jangan ganggu kita lagi jalan-jalan."
Namun, Fauzan yang juga mendekat, ikut menggoda. "Bener-bener deh, kamu tuh kayaknya nggak pernah lepas dari perhatian. Tapi oke lah, kita juga nggak bakal ganggu. Eh, tapi si Raihan malah ikut ketawa, tuh."
Raihan, yang sejak tadi hanya tertawa kecil sambil melihat obrolan mereka, akhirnya berkata sambil menyeringai. "Cuma nonton kok, nggak ganggu."
Mereka semua tertawa ringan, meskipun Ruby masih merasa sedikit jengah dengan perhatian yang diberikan oleh para senior itu. Namun, meski begitu, dia tetap merasa senang bisa bergaul dan bercanda dengan mereka, walaupun dengan sedikit rasa malu yang terpaksa ditahan.
Senior TKR yang berada di depan bengkel semakin ramai menggoda geng Sunny. Kak Rozi bahkan dengan sengaja melangkah lebih dekat, berusaha menghadang mereka sambil memasang senyum jahil. "Eh, dek Ruby dan kawan-kawan Sunny, mau kemana nih? Jangan buru-buru, dong. Belum kenalan lebih dekat sama seniornya!" godanya sambil mengedipkan mata ke arah Kamila, yang malah memutar bola mata sambil tertawa kecil.
"Ayo, Kak, kasih jalan. Kami cuma jalan-jalan biasa kok!" Olivia mencoba menjawab dengan santai, tetapi Kak Fauzan langsung menyahut. "Jalan-jalan ke TKR?" godanya sambil melipat tangan di dada.
Para senior TKR yang terdiri dari Kak Aldrich, Kak Rozi, Kak Fauzan, dan Kak Raka terus menggoda para anggota geng Sunny, dengan cara yang semakin berani. Mereka mulai mengelilingi mereka, seakan tak mau memberi jalan.
Kak Raka yang lebih santai dan sedikit nakal, langsung berkata dengan senyum lebar, "Eh, kalian lagi jalan-jalan ya? Jadi, ada yang mau mampir ke bengkel TKR nggak? Kita lagi ada praktik, nih. Tapi tenang, pasti seru!"
Ruby yang awalnya agak terdiam, merasa sedikit terganggu dan akhirnya balas menggoda, "Tapi Kak Raka, jangan harap kita mau mampir ke bengkel kalian. Lihat aja, kantong besar ini, buat jaga-jaga kalau tiba-tiba lapar."
Kamila yang berdiri di samping Ruby ikut menimpali dengan senyum nakal. "Kalau kalian ganggu terus, nanti kami bakal jadi terlalu sibuk ngemil, malah nggak bisa ngeliat kalian di bengkel!" Kamila kemudian pura-pura mengunyah dengan ekspresi berlebihan, membuat semua orang tertawa.
Farah yang mulai terlibat dalam godaan itu dengan percaya diri, menantang balik. "Sialan deh, kalian tuh pasti mau godain terus, ya? Tapi coba aja, nanti kita kasih tau kalau bosen!"
Lidya yang biasanya lebih tenang, kali ini ikut menggoda dengan santai. "Kak Rozi, Kak Fauzan, jangan hanya becanda terus. Kalau memang serius, ajak kami ke bengkel. Kan bisa sekalian liat-liat mesin."
Olivia yang terkesan dengan keberanian teman-temannya, ikut nimbrung dengan candaannya. "Ya, Kak Fauzan, Kak Rozi, jangan ngira kami cuma bisa diem aja, ya. Kami juga bisa jadi sekelas ahli dalam bercanda!" Olivia sedikit menggoda, sambil melirik ke arah Rozi yang sedang tertawa.
Para senior TKR mulai tertawa mendengar jawaban dari geng Sunny. Kak Aldrich yang dari tadi mengawasi, ikut menimpali dengan nada serius namun tetap ringan. "Hmm, kayaknya kalian siap banget buat tantangan. Tapi nanti, jangan nyesel kalau kita ajak kalian main di bengkel."
Mereka semua semakin berbaur dalam godaan dan canda, dengan para senior yang mulai lebih sering menggoda para anggota geng Sunny, namun juga menunjukkan sisi perhatian mereka dengan cara yang santai.
Raihan yang hanya menjadi penonton sejak tadi, akhirnya ikut menambahkan dengan senyum. "Yaudah deh, kalau kalian udah siap, kita lihat siapa yang paling tahan bercanda. Tapi nanti jangan pada baper, ya?"
Mereka semua tertawa bersama, suasana menjadi lebih akrab meskipun masih banyak godaan dari para senior yang tetap meneruskan bercanda. Ruby, meski agak malu, tetap merasa nyaman karena bisa ikut berinteraksi dengan senior-senior itu.
Ketika geng Sunny tiba di bengkel TKR, mereka langsung disambut dengan pemandangan penuh dengan mobil-mobil yang sedang diperbaiki, motor yang terparkir di sudut ruangan, dan alat-alat bengkel yang tersebar di sekitar area. Bau oli dan mesin yang tercium membuat suasana semakin terasa seperti dunia para mekanik sejati.
Shafa yang memang satu-satunya dari kelas 10 TKR merasa sedikit bangga, bisa menjadi satu-satunya yang paham dengan suasana ini, sementara yang lainnya masih terlihat bingung. Farah dari TGB tampak memandangi mesin-mesin dengan tatapan kosong, sementara Olivia, Ruby, Lidya, dan Kamila lebih tertarik dengan alat-alat bengkel yang agak asing bagi mereka.
Raihan yang memang sedang menjadi pemandu sementara, mencoba menjelaskan sedikit tentang studi tour yang mereka lakukan. "Oke, kalian semua, ini adalah tempat di mana banyak hal menarik terjadi. Biasanya kita belajar banyak tentang perbaikan kendaraan, motor, dan mesin. Enggak hanya itu, kalian juga akan belajar banyak keterampilan teknik lainnya," katanya sambil menunjuk ke berbagai mesin yang sedang dalam proses perbaikan.
Namun, Rozi yang lebih tertarik dengan kantong plastik besar yang dibawa oleh Ruby, langsung menarik perhatian semua orang. "Eh, itu snack siapa sih? Coba dong, Ruby, kasih aku satu!" Rozi tertawa sambil mencoba mengambil salah satu cemilan yang ada di kantong plastik besar milik Ruby, yang isinya beragam camilan favorit mereka.
Ruby sedikit malu, tapi tak bisa menahan senyum saat Rozi dengan santai mengambil sebungkus cokelat dan keripik dari dalam kantong plastik. "Iya, iya, Kak Rozi, ambil aja. Biarin aja, biar kalian bisa ngemil sambil ngeliatin mobil-mobil keren," kata Ruby sambil tertawa kecil, merasa aneh karena kini berada di tengah-tengah bengkel yang penuh dengan alat-alat berat dan para senior yang sudah tampak terbiasa.
Kamila yang semula lebih terkesima dengan kondisi bengkel, mulai ikut tertawa melihat Rozi yang menikmati snack tersebut. "Kak Rozi, serius deh, kalian di bengkel kok malah ngemil. Emang bisa makan sambil benerin mesin?" Kamila bertanya sambil tersenyum.
Rozi hanya mengangkat bahu dan tersenyum lebar. "Bisa dong, kita kan TKR! Kita multitasking. Cuma perlu sedikit camilan buat menambah energi!" jawab Rozi santai, sambil mengambil satu lagi camilan dari kantong tersebut.
Sementara itu, Shafa merasa sedikit berbeda dengan teman-temannya. Sebagai satu-satunya yang paham tentang dunia TKR, dia pun mulai menjelaskan beberapa hal yang mereka lihat. "Jadi, kalian lihat itu mesin mobil, itu adalah sistem yang kami pelajari. Ada banyak bagian yang harus diperhatikan, mulai dari mesin, suspensi, hingga kelistrikan. Ini bukan sekadar mekanik, tapi seni." Shafa menjelaskan dengan semangat, menarik perhatian teman-temannya meskipun mereka tampak sedikit bingung.
Farah yang masih bingung, akhirnya bertanya kepada Shafa. "Kak, ini kok agak susah dimengerti ya? Semua kabel dan mesin kelihatan kayak puzzle."
Shafa tertawa kecil, "Sabar, Farah, nanti kalau kalian lebih sering di sini, pasti kalian ngerti kok. Awalnya memang sulit, tapi lama-lama kalian akan terbiasa."
Raihan yang mendengarkan percakapan itu, kembali melanjutkan penjelasannya. "Kalau kalian tertarik, nanti kita bisa lebih fokus belajar praktek. Sebentar lagi ada beberapa alat yang harus diperbaiki, jadi kalian bisa ikut bantuin."
Tiba-tiba, Rozi yang sudah selesai ngemil, memandang ke arah mobil yang sedang dibongkar dan berkata sambil mengelus-elus kepala mesin, "Hmmm, kalau mobil ini bisa ngomong, pasti dia bilang, 'Ayo, bantu aku, Roy!'."
Tertawa melihat kelakuan Rozi yang selalu ceria, Ruby tersenyum dan berkata, "Rozi, udah deh, jangan bikin aku ketawa, nanti malah lupa fokus."