Blurb
Ta merasa hidupnya seperti teka-teki tak terpecahkan—pertanyaan dari masa kecil, larangan untuk menapakkan kaki di Ciamis, dan bisikan tentang dosa yang bukan miliknya. Sebuah catatan tua mengungkap kenyataan pahit: sosok yang ia panggil ayah bukanlah bagian dari darahnya.
Terdampar di pusaran sejarah kelam 1965 dan amarah reformasi 1998, Ta menggali rahasia keluarga yang dicap sebagai pengkhianat bangsa. Namun, semakin ia mendekat ke kebenaran, semakin jelas bahwa beberapa dosa tak bisa dihapus, hanya diwariskan.
"Ada dosa-dosa yang tak pernah kita buat, tapi tetap kita tanggung. Kadang hidup hanya meminta kita diam dan berjalan, meski beban itu bukan milik kita."
Di ambang jawaban, Ta harus memilih: menerima warisan luka atau menciptakan masa depannya sendiri.